"Tubuh masuk ke mode pemulihan saat kita tidur, mengirimkan nutrisi dan mineral, sementara otot, jaringan, dan tulang perlu memperbaiki \'diri\' sendiri," kata Pedraza.
Jika hal ini terjadi, kita tidak hanya merasa lelah dan lesu, tapi tubuh akan terasa sakit. Tanpa tidur, kadar kortisol akan meningkat, sehingga membuat tubuh tak nyaman. Nah, tidur membantu menurunkan kortisol. Karena itu, dia merekomendasikan tidur 7-8 jam setiap malam untuk mengurangi rasa sakit.
3. Tidak cukup terhidrasi
Keringat pasti akan keluar berlebih saat olahraga. Akibatnya? Tubuh pasti akan kehilangan banyak elektrolit dan cairan melalui olahraga.
"Meskipun terasa berlawanan--memasukan kalori setelah habis dibakar--tidak makan atau minum setelah berolahraga membuat tubuh berisiko merasa lapar."
"Artinya, metabolisme akan melambat dan akan tergantung pada berat air, yang merupakan kebalikan dari apa yang diinginkan," kata Milan Costich, pelatih tinju selebriti dan pemilik sasana tinju Prevail di West Hollywood.
"Hidrasi sebelum, selama, dan setelah olahraga, maka kita akan mendapatkan manfaat maksimal dari peningkatan metabolisme pasca olahraga," kata Costich.
Hidrasi bisa berupa air, air kelapa, smoothie, atau pun protein shake.
4. Mengasup obat
Tentu, bila kita mengalami cedera atau merasa sangat sakit setelah berolahraga keras, mungkin tak masalah menggunakan anti-inflamasi, seperti ibuprofen misalnya.
Akan menjadi masalah bila kita meminum pil seperti "makan permen" setiap malam, hanya untuk mengatasi rasa sakit parah, atau untuk menghindari rasa lelah saat berolahraga.
"Kalau kita merasa mengandalkan suplemen sebelum atau pasca latihan atau obat anti-inflamasi, ini adalah kesempatan bagus untuk menjauhi dan mengevaluasi kembali menu makan, gaya hidup, dan rutinitas latihan," kata Costich.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR