Nationalgeographic.co.id - Pterosaurus merupakan hewan vertebrata pertama yang berevolusi untuk terbang. Reptil purba ini termasuk dalam hewan terbang terbesar dalam sejarah Bumi.
Sekitar 170 juta tahun lalu, hidup salah satu spesies pterosaurus yang diberi nama Dearc sgiathanach. Live Science melaporkan nama Dearc sgiathanach memliki arti ganda, reptil bersayap dan reptil dari Skye.
Diduga reptil terbang ini rentang sayapnya bisa mencapai lebih dari 2,5 meter dan mungkin lebih lebar dari 3 meter. Dilansir dari Sci News, spesies yang baru diidentifikasi adalah pterosaurus periode Jura terbesar yang pernah diketahui. Berbanding lurus dengan fakta bahwa tulang dan tengkoraknya adalah spesimen Jura terpanjang.
Dearc sgiathanach masuk dalam kelompok pterosaurus awal yang disebut dengan Rhamphorhynchidae. Profesor Steve Brusatte, seorang ahli paleontologi di School of GeoSciences di University of Edinburgh dan Museum Nasional Skotlandia mengatakan temuan ini memberi tahu bahwa pterosaurus menjadi lebih besar, lebih awal daripada yang diduga sebelumnya.
“Jauh sebelum periode Kapur ketika mereka bersaing dengan burung, dan itu sangat signifikan,” ujar Profesor Steve Brusatte.
Baca Juga: Changyuraptor yangi, Dinosaurus Besar yang Terbang dengan Empat Sayap
Studi ini telah dipublikasikan pada laman Current Biology dengan judul "A skeleton from the Middle Jurassic of Scotland illuminates an earlier origin of large pterosaurs" pada 22 Februari 2022. Fosil Dearc sgiathanach yang terpelihara dengan baik ini ditemukan oleh Amelia Penny, seorang mahasiswa Ph.D. di University of Edinburgh pada tahun 2017 lalu.
Kerangka hewan ini tepatnya didapati di Rubha nam Brathairean, Isle of Skye, Skotlandia. Penggalian ini didanai oleh National Geographic Society.
Spesimen tersebut menjadi kerangka pterosaurus paling terawetkan yang pernah ditemukan di Skotlandia. Dr. Natalia Jagielska, ahli paleontologi di School of GeoSciences, University of Edinburgh, mengatakan Dearc sgiathanach adalah contoh fantastis mengapa paleontologi tidak pernah berhenti mencengangkan.
Lebih lanjut, berdasarkan pindai CT tengkorak Dearc sgiathanach terungkap adanya lobus optik yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa reptil terbang itu mungkin memiliki penglihatan yang baik.
“Untuk bisa terbang, pterosaurus memiliki tulang berongga dengan dinding tulang tipis, membuat sisa-sisa mereka sangat rapuh dan tidak dapat terawetkan selama jutaan tahun,” ujar Dr. Jagielska.
“Namun kerangka kami tetap dalam kondisi hampir murni, diartikulasikan dan hampir lengkap. Giginya yang tajam untuk menangkap ikan masih mempertahankan lapisan enamel yang mengilap seolah-olah dia masih hidup beberapa minggu yang lalu,” lanjutnya.
Baca Juga: Sains Terbaru, Bayi Pterosaurus Langsung Bisa Terbang Setelah Menetas
Tidak hanya itu, analisis pertumbuhan tulang pterosaurus mengungkapkan bahwa itu tidak sepenuhnya tumbuh. Jadi, meskipun individu yang hampir dewasa ini kira-kira seukuran burung elang laut pengembara, atau Diomedea exulans kemungkinan Dearc sgiathanach dewasa akan memiliki rentang sayap yang lebih panjang.
Ketika Dearc sgiathanach masih hidup, daerah yang sekarang dikenal dengan nama Skotlandia lembab dan memiliki perairan hangat. Dr. Jagielska menjelaskan pterosaurus kemungkinan memakan ikan dan cumi-cumi dengan taring tajam dan gigi yang terdefinisi dengan baik. Selanjutnya, spesimen ini akan ditambahkan ke koleksi Museum Nasional Skotlandia untuk studi lebih lanjut.
Sementara itu, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pterosaurus adalah vertebrata pertama yang diketahui telah berevolusi dengan penerbangan. Kemampuan tersebut merupakan prestasi yang mereka capai sekitar 50 juta tahun sebelum burung melakukannya.
Pterosaurus tertua dalam catatan ada sekitar 230 juta tahun yang lalu, selama periode Trias, dan sebelumnya diperkirakan bahwa mereka tidak mencapai ukuran besar sampai akhir periode Jura atau periode Kapur, 145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu. Misalnya, pterosaurus terbesar yang pernah tercatat, Quetzalcoatlus, kemungkinan memiliki lebar sayap sepanjang 11 meter atau sebesar pesawat penumpang kecil.
Source | : | Live Science,Sci News |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR