Nationalgeographic.co.id - Antara tahun 1961 dan 1972, para ilmuwan NASA mampu menguji teknologi kunci yang digunakan untuk membawa astronaut ke bulan dan kembali. Ini dilakukan dalam 14 program misi Apollo.
Bukan hanya itu, misi Apollo juga membawa kembali 380 kg batuan bulan, sampel inti, pasir, dan debu dari permukaan bulan. “Semua ini adalah pesanan para peneliti,” tutur Elizabeth Gamillo dilansir dari laman Smithsonian Magazine.
Sekelompok ilmuwan Universitas Florida menanam tanaman di sebagian kecil tanah ini dari bulan.
Sementara tanaman lambat berkembang dan tampak stres, percobaan terobosan membuktikan bahwa selada thale (Arabidopsis thaliana) dapat bertunas dan tumbuh di tanah yang dibawa dari bulan, lapor George Dvorsky dari Gizmodo.
Ahli biologi di balik studi baru ini menghabiskan 11 tahun mengirimkan permintaan resmi NASA untuk tanah tersebut.
"Begitu kami mengetahui jumlah minimum yang dapat kami kerjakan, satu gram per tanaman, kami tahu berapa banyak yang harus diminta," ungkap tim tersebut. "Untuk membuat penelitian ini kuat secara statistik, kami membutuhkan empat tanaman per sampel tanah bulan. Itu menjadi dasar permintaan kami kepada NASA untuk mengambil sampel."
Studi mereka menjelaskan bagaimana tanaman yang tumbuh di batuan selimut bulan menunjukkan respons stres yang serupa dengan tanaman yang bereaksi terhadap garam, logam, dan spesies oksigen reaktif. Batuan selimut bulan (regolith) ini dikumpulkan selama misi Apollo 11, 12, dan 17. Hasil penelitian diterbitkan di Communications Biology.
Meskipun kurang dari ideal, hasilnya membantu meletakkan dasar untuk menumbuhkan tanaman yang memasok makanan dan oksigen di bulan.
Sebelumnya, para peneliti telah menanam tanaman, termasuk tanaman pangan, di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Mereka juga telah membersihkan tanah bulan pada tanaman untuk menunjukkan bahwa sampel tanah yang dibawa kembali dari bulan tidak mengandung patogen. Patogen atau komponen tertentu mungkin dapat membahayakan kehidupan terestrial. Para ilmuwan ingin mengetahui apakah tanaman dapat tumbuh di bulan dan mendukung misi luar angkasa di masa depan.
"Untuk misi luar angkasa masa depan yang lebih lama, kami mungkin menggunakan bulan sebagai pusat atau landasan peluncuran," Rob Ferl, pakar hortikultura di Universitas Florida dan rekan penulis studi.
"Masuk akal jika kita ingin menggunakan tanah yang sudah ada untuk menumbuhkan tanaman. Jadi, apa yang terjadi ketika Anda menanam tanaman di tanah bulan, sesuatu yang sama sekali di luar pengalaman evolusi tanaman? Apa yang akan dilakukan tanaman di rumah kaca bulan? Bisakah kita memiliki petani bulan?" Pertanyaan-pertanyaan inilah yang ingin ditemukan jawabannya oleh para peneliti tersebut.
Percobaan menanam
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR