Baca Juga: Dari Stasiun Solo Balapan Sampai Istana, Menapaki Wangsa Mangkunegaran
Pengeluaran tersebut diimbangi dengan penerimaan dari tiket masuk kebun binatang Sriwedari sebesar f.6.490, dari museum f.250, serta penerimaan dinas wayang orang sebesar f.11.900. Meskipun mendapat pemasukan dari sejumlah tiket masuk, terjadi ketimpangan antara pengeluaran dan penerimaan.
Menurut berita dari kolom Soerabaijasch handelsblad, "jika dijumlahkan, maka mendapatkan sebuah nominal yang merugikan untuk bisnis Sriwedari sekitar NLG 8.000 (Nederlandsch Gulden)."
Walaupun mengalami sejumlah kerugian, dikabarkan bisnis taman itu terus bergulir karena semangat tuan van her See dalam mengembangkan stadstuin Sriwedari dengan sejumlah pembenahan.
Keberhasilan dari penataan bisnis taman juga dapat dilihat dalam pemberitaan Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië dalam kolom berjudul "De Oranje Pasar Malem" yang terbit 16 Februari 1938.
Korespondennya menyebut bahwa "Pasar malem yang diadakan di Sriwedari sehubungan dengan hari libur nasional, telah membawa total f.2.235, di mana f.2.177 untuk tiket masuk saja."
Biaya telah dikeluarkan sebagai modal pengadaan pasar malem f.2.000, sehingga pihak pengelolaan taman Sriwedari meraup keuntungan sebesar f.235. Membuat bisnis tuan van her See terus berlanjut.
Source | : | Soerabaijasch handelsblad (26 Januari 1934) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR