Nationalgeographic.co.id - Ada kabar baik dan buruk mengenai dunia hewan yang muncul selama pandemi COVID-19. Saat manusia mulai melakukan kuncitara (lockdown) di masa pandemi COVID-19 misalnya, banyak laporan tentang satwa liar yang muncul dan merebut kembali tempat-tempat yang dulunya didominasi manusia. Namun, para ahli biologi memperhatikan bahwa pola itu tidak terjadi di seluruh bagian dunia.
Tahun lalu tim peneliti yang dipimpin oleh Nicola Koper, profesor biologi konservasi di University of Manitoba, menemukan bahwa selama kuncitara, sebagian besar burung di Kanada dan AS meningkat di daerah yang didominasi manusia, seperti kota atau dekat jalan. Hasil penelitian baru, sayangnya, menunjukkan cerita yang berbeda di bagian lain dunia.
Koper bekerja sama dengan penulis pertama Miya Warrington dan anggota tim lainnya untuk mempelajari tanggapan burung terhadap kuncitara di Inggris. Laporan hasil penelitan mereka telah terbit baru-baru ini di jurnal Proceedings of the Royal Society B.
Yang mengejutkan, penelitian ini menunjukkan bahwa meski beberapa burung Inggris meningkatkan penggunaan ruang yang mereka bagi dengan manusia, banyak spesies burung lainnya tidak melakukan itu. Tampaknya beberapa aktivitas luar ruangan kuncitara favorit orang-orang Inggris, seperti mengunjungi taman dan nongkrong di halaman belakang, bertentangan dengan burung-burung yang berbagi ruang dengan kita.
"Meskipun saya senang melihat orang-orang keluar dan menikmati alam, saya juga khawatir bahwa beberapa ruang alami akan dibanjiri orang-orang, dan kita mungkin secara tidak sengaja 'membekap alam dengan cinta kita'," kata Miya Warrington, penulis utama studi ini seperti dikutip dari Phys.org.
“Kita mungkin telah menciptakan terlalu banyak tekanan manusia di tempat-tempat yang memberi kita kegembiraan dan kenyamanan.”
Bahkan spesies umum seperti burung hitam, burung gagak biru, dan burung robin eropa mengubah perilaku mereka ketika menghadapi perubahan aktivitas manusia, catat Warrington. Misalnya, burung gagak biru, robin, dan burung hitam semuanya terdeteksi dalam jumlah yang lebih sedikit ketika manusia menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.
Mungkin karena orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di kebun mereka. Hal itulah yang membuat ruang hijau ini kurang ramah bagi burung.
Baca Juga: Dunia Hewan: Lalat Buah Betina Ternyata Agresif dalam Urusan Seksual
Baca Juga: Dunia Hewan: Penemuan Spesies Baru Burung di Pulau Terisolasi
Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Tujuh Binatang yang Punya Profesi Tidak Biasa
Namun, beberapa spesies pengumpan kebun tampaknya mendapat manfaat dari kuncitara, terutama spesies "bersemangat" seperti burung emas eropa, yang mungkin tidak keberatan berbagi halaman belakang dengan manusia dan hewan peliharaan mereka yang ramah.
"Hasil ini sangat berbeda dari hasil penelitian kami di Amerika Utara, di mana kuncitara sebagian besar memiliki efek positif pada burung," kata Koper.
"Dan itu berbeda dari apa yang diasumsikan kebanyakan orang sampai sekarang—bahwa satwa liar memiliki kesempatan untuk pulih selama kuncitara. Itu hanya terjadi di beberapa bagian dunia. Satwa liar telah beradaptasi dengan manusia secara berbeda di berbagai belahan dunia—dan mereka mungkin membutuhkan berbagai jenis bantuan di tempat-tempat yang berbeda."
Hubungan kita dengan satwa liar itu rumit. Kehadiran dan tindakan kita manusia memengaruhi alam, bahkan selama kuncitara. Ini berarti bahwa kita perlu mempertimbangkan bagaimana perilaku kita memengaruhi satwa liar.
Tapi Warrington mengingatkan kita, "ini juga hal yang baik. Perilaku burung berubah sangat cepat selama penguncian. Ini berarti bahwa jika manusia mengubah cara kita melakukan sesuatu, kita dapat membalikkan beberapa kerusakan yang telah kita lakukan terhadap satwa liar dengan sangat cepat."
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR