Nationalgeographic.co.id - Tidak sedikit orang yang ingin melakukan aktivitas bertahan hidup di alam liar. Bagi yang berminat dengan kegiatan ini, tinggal di alam liar bisa jadi tantangan sekaligus menghibur diri dari kepenatan perkotaan.
Mungkin bagi beberapa orang, cukup dengan kepandaian menyalakan api dengan kayu kering dan batu, atau membangun tenda di belantara saja cukup. Meski penting, ada beberapa hal yang harus juga belajar beberapa kemampuan. Berikut beberapa kemampuan ini sering dilupakan yang dilansir dari Outdoor Life.
1. Buatlah rencana dan pelajari navigasi
Perencanaan sangat penting. Anda harus bijak memilih peralatan yang diperlukan dan dibutuhkan, rute perjalanan, dan menghitung berapa lama berpergian. Alat yang dibawa harus mencakup kebutuhan dasar seperti obat-obatan, pisau, dan segala hal yang menopang kemampuan bertahan hidup di alam liar.
Rute perjalanan perlu diperhitungkan. Jangan sampai Anda tersesat di dalam belantara tanpa mengetahui tempat asal Anda. Anda bisa mempelajari navigasi dasar dan alat-alat keperluan yang dibutuhkan jika GPS tidak dapat bekerja dalam artikel National Geographic Indonesia sebelumnya. Sederhananya, ketahui arah mata angin dan rasi bintang sebagai penunjuk jalan.
Ketahuilah berapa lama Anda akan berpergian. Hal ini penting saat situasi darurat jika ada orang terdekat Anda membutuhkan Anda, atau mengetahui bahwa Anda sedang dalam kendala.
Memang, terkadang pergi sendirian ke alam liar dan bertahan hidup adalah jalan untuk melarikan diri dari banyak orang. Namun, bagaimana pun manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Anda akan memerlukan pertolongan darurat dan orang ahli.
Baca Juga: Sepuluh Keterampilan Zaman Primitif untuk Bertahan Hidup di Alam Liar
Baca Juga: Jika Perang Nuklir Terjadi, Ini yang Bisa Dilakukan untuk Bertahan Hidup
Baca Juga: Lima 'Travel Gear' Utama Saat Berkendara Menjelajahi Himalaya
Baca Juga: Mimpinya para Petualang dan Pertanyaan Membuncah dari Himalaya
Maka dari itu, manfaatkan teknologi modern agar kita bisa dilacak. Gunakan ponsel atau alat khusus untuk memberikan sinyal. Anda bisa menggunakan suar atau cermin sinyal. Suar bisa menjadi penanda di langit bagi orang-orang dan langsung mengetahui Anda butuh bantuan. Sedangkan cerimin sinyal, bisa Anda manfaatkan senter atau cahaya matahari untuk dipantulkan memberi tanda "SOS".
2. Temukan sumber air dan makanan
Petualangan di alam rimba bisa berhari-hari, sehingga persediaan air minum bisa habis. Jangan buat diri Anda dehidrasi. Carilah sumber air sebelum Anda yakin untuk bermalam di suatu lokasi. Menuruni lereng bukit atau pegunungan adalah taktik yang baik untuk menemukan saluran air. Namun, pada saat tertentu air bisa mengering.
Solusi lainnya Anda bisa memanfaatkan vegetasi hijau. Jika ada banyak tanaman hijau, terutama spesies tertentu, Anda bisa menemukan air di bawah tanahnya. Cara lainnya adalah mendengar suara hewan, khususnya amfibi, sebagai panduan ke lokasi kaya sumber air.
Mencari sumber makanan juga sama pentingnya sebagai kebutuhan dasar hidup. Jika Anda vegan atau takut untuk berburu, pastikan memakan buah dan tumbuhan yang tidak berbahaya. Saat di alam rimba, pelajari tanaman sekitar. Bila perlu, bawalah buku yang menjelaskan tumbuh-tumbuhan di alam liar.
Sebagai saran, ada banyak daun yang bisa dimanfaatkan sebagai teh. Ada pula beberapa kacang-kacangan di hutan bisa dimakan dan memberikan kalori yang cukup untuk menopang kita.
3. Cari tempat berkemah
Jika sumber air sudah bisa ditemukan, pastikan Anda bermalam tidak terlalu jauh darinya. Perhitungan lainnya untuk membangun tempat berkemah adalah pastikan tidak ada satwa liar buas yang lalu lalang. Perhatikan pula pohon-pohon di sekitar lokasi, apakah akan ada satwa-satwa buas dari atas.
Namun, terkadang di lapangan kita tidak bisa menemukan tempat yang 100 persen ideal untuk berkemah. Sebaiknya putuskan kekurangan dan kelebihan situasi lokasi, dan mendirikannya sebelum matahari terbenam. Sebab, jika hari sudah gelap, beberapa hewan buas beraktivitas.
Jangan lupa pula untuk membuat drainase, sehingga tempat Anda bermalam tidak banjir bila hujan lebat.
4. Jangan lupakan soal pisau
Tentu pisau adalah alat yang penting dalam bertahan hidup, seperti untuk berburu, memasak, atau memotong ranting-ranting. Akan tetapi, pisau tidak selalu tajam sehingga perlu diasah, dan belum tentu Anda mau melakukannya setiap saat. Oleh karena itu, mengasah pisau walau sudah di tengah alam rimba diperlukan.
Mengasah pisau bisa menggunakan batu atau pasir. Beberapa jenis pisau membutuhkan keterampilan mengasah yang berbeda, pahami ragam metodenya. Akan lebih baik lagi jika Anda memiliki peralatan mengasah pisau sendiri.
Setelah pisau tajam untuk memotong apa pun, kemaslah pisau Anda dengan aman. Jika itu pisau saku yang diperlukan untuk banyak keperluan, simpan dan gunakan secara bijak. Jangan sampai terjadi kecelakaan akibat keteledoran. Menyimpan pisau sembarangan tidak hanya berbahaya bagi diri Anda sehingga terluka, tetapi juga bisa membuat tas ransel robek.
5. Pahami keterampilan pertolongan pertama darurat.
Ini adalah hal mutlak yang harus Anda ketahui saat punya rencana ke alam liar. Pertolongan pertama harus bisa dikuasai, termasuk menangani luka dan goresan, termasuk cedera fatal. Ketahui dan bawa apa saja pertolongan pertama yang diperlukan. Selain itu, pelajari juga kondisi sekitar tempat Anda di alam liar tentang apa saja yang bisa membantu Anda saat membutuhkan pertolongan pertama darurat.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR