Nationalgeographic.co.id—Tidak ada yang berbeda dari masa kecilnya. Frank Richards lahir pada tahun 1887 sebagai anak normal dan sehat. Namun, di masa remajanya ia mulai senang mendapat banyak pujian dan perhatian dari orang-orang.
Entah apa yang telah terjadi pada dirinya, tubuh bagian perutnya menjadi kuat sekalipun dirinya tidak pernah berolahraga, apalagi melatih secara khusus otot-otot perutnya.
"Dia dilahirkan dengan otot perut yang sangat kuat yang mampu menahan setiap pukulan yang dihantamkan ke perutnya," tulis Andrew Tapalaga kepada History of Yesterday dalam artikel berjudul "Frank Richards: The Real Life Iron Man" yang terbit 24 Oktober 2022.
Di masa remajanya, "Ada hari-hari ketika Frank menerima lebih dari 1.000 pukulan dalam sehari dan perutnya tetap tidak memar," tambahnya. Betapa uniknya, dia hanya sedikit saja merasakan rasa sakit.
Orang-orang di sekitar mulai mengalihkan perhatiannya kepada Richards. Dia mulai diakui oleh banyak orang di seluruh Amerika, hingga pada awal 1900-an Richards memutuskan untuk bergabung dengan sirkus dan melakukan tur keliling Amerika Serikat.
Dari sirkus satu ke sirkus yang lain, Frank Richards perlahan memamerkan kemampuannya dengan membiarkan tubuhnya dihantam dengan palu godam yang besar ke arah perutnya.
Merasa memiliki kemampuan yang tak biasa, dia memutuskan untuk melepaskan grup sirkusnya dan menjadi solo dengan melakukan tur keliling Amerika sendirian. Pada saat itu, ia sudah dikenal seantero Amerika karena kemampuannya yang luar biasa.
"Aksinya menjadi semakin berbahaya dan ekstrem dengan mempertunjukkan orang-orang yang melompat-lompat di atas perutnya," terusnya. Richards terus menerus jadi santapan media massa kala itu.
Lepas dari pertunjukannya itu, ia melakukan hal yang lebih gila lagi. Pada tahun 1932, Frank Richards ingin meningkatkannya dengan mengambil meriam dan menembakkan bola meriam seberat 47 kilogram dan menembakkan langsung ke perutnya.
Kebanyakan orang akan mengalami sakit yang hebat karena organ dalam mereka hancur oleh tekanan besar dari bola meriam, tetapi Richards sebaliknya.
Baca Juga: Kisah Charles Ponzi, si Pelopor Investasi Bodong Seabad yang Lalu
Baca Juga: Dulu di Amerika Pendidikan Seks Dianggap Cabul, Malah Kena Hukuman
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR