Nationalgeographic.co.id—Fakta-fakta tentang zaman Romawi kuno selalu menarik minat orang di zaman modern. Seperti praktik kebersihan di masa itu. Tidak jarang, cara orang Romawi untuk menjaga kebersihan mungkin membuat kita mengernyitkan kening. Misalnya, spons yang diikatkan pada tongkat untuk membersihkan bokong setelah buang air di toilet umum. Lalu, bagaimana seorang kaisar Romawi menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi di masa itu? Apakah sama dengan orang-orang Romawi pada umumnya?
Rata-rata kaisar Romawi menikmati layanan yang sama yang tersedia untuk semua orang di kekaisaran. Pemandian umum, sistem saluran pembuangan, dan jaringan saluran air termasuk di antara fitur yang dianggap meningkatkan kebersihan. Kaisar Romawi juga melakukan banyak rutinitas sehari-hari yang sama seperti yang dilakukan oleh kelas bawah – meski terkadang sedikit berlebihan.
Kaisar Romawi awal mencukur janggut dan menjaga agar rambut tetap pendek
“Pada paruh pertama abad ke-1 Sebelum Masehi, pria Romawi biasanya memiliki rambut panjang dan berjanggut,” tulis Laura Allan di laman Ranker. Ketika Julius Caesar berkuasa, ia menjadi model rambut pendek para pria Romawi. Menurut sejarawan Romawi Suetonius,
“Caesar agak berlebihan dalam merawat rambutnya. Tidak hanya dipangkas dan dicukur dengan hati-hati, tetapi bahkan rambut yang berlebihan dicabut. Maka kebotakannya adalah cacat yang sangat mengganggunya karena itu sering menjadi bahan ejekan para pencelanya. Karena itu ia biasa menyisir rambut pendeknya dari ubun-ubun kepalanya.”
Maka sudah menjadi norma bagi kaisar untuk mempertahankan penampilan yang bersih, termasuk wajah yang dicukur. Tukang cukur pun dibawa khusus dari Yunani.
Kaisar Otho (32-69 Masehi) dikatakan mencoba pendekatan yang berbeda. Rupanya, dia bercukur setiap hari dan sejak kecil selalu menggunakan tapal roti basah untuk mencegah pertumbuhan janggut.
Baru setelah Hadrian (76-138 Masehi), kaisar Romawi mulai berjanggut. Namun, janggut itu mungkin berfungsi untuk menyembunyikan kulit yang berbeda.
Kaisar dan orang Romawi lain menggunakan sabit untuk menyeka keringat serta minyak di tubuh
Dalam banyak hal, praktik kebersihan Romawi tidak memandang kelas. Kaisar dan rakyat biasa sama-sama menggunakan strigil - pada dasarnya sabit kecil - untuk menyeka keringat dan minyak.
Setelah berolahraga atau mandi, orang Romawi menutupi diri mereka dengan minyak. Mereka kemudian menggunakan strigil untuk mengikisnya. Prosesnya tanpa sabun dan diikuti dengan pembilasan air dingin.
Orang-orang kaya memiliki budak yang membantu mengikis, sementara yang lebih miskin harus melakukannya sendiri.
Penggunaan strigil yang berlebihan bisa menimbulkan konsekuensi negatif. Proses pengikisan itu bisa mengiritasi kulit. Strigil juga cukup tajam. Suetonius berspekulasi bahwa kurap yang diderita oleh Kaisar Augustus disebabkan oleh rasa gatal di tubuhnya dan penggunaan strigil.
Perawatan untuk mengatasi jerawat
Jerawat ternyata bukan masalah para remaja di zaman modern. Kaisar Romawi pun diketahui memiliki masalah yang sama dengan remaja zaman sekarang.
Kaisar Tiberius (42 SM-37 Masehi) disebut "tampan" oleh Suetonius. Namun sang sejarawan juga menambahkan bahwa suatu waktu Tiberius tiba-tiba memiliki banyak jerawat.
Di abad pertama, ada obat untuk mengatasi jerawat membandel. Penulis medis Aulus Cornelius Celsus menghasilkan seluruh risalah tentang kesehatan, kebersihan, dan pengobatan berbagai penyakit dan penderitaan. “Ini termasuk masalah kulit,” tambah Allan.
Dalam De Medicina-nya, Celsus menulis, "Untuk mengobati jerawat dan bintik-bintik dan bintik-bintik hampir membuang-buang waktu."
Namun, jika seseorang mencoba untuk menghilangkan jerawat, Celsus meresepkan perawatan berikut:
“Jerawat paling baik dihilangkan dengan aplikasi resin, tawas, dan sedikit madu. Bintik dihilangkan dengan galbanum dan soda yang ditumbuk dalam cuka hingga konsistensi seperti madu. Jerawat dan bintik diolesi dengan ramuan tersebut. Dan setelah lewat beberapa jam, dibasuh serta olesi minyak di tempat yang sama.”
Kaisar dan orang awam sama-sama menggunakan pemandian umum
Pemandian umum di Romawi adalah kegiatan komunal yang dinikmati oleh anggota kelas bawah. Orang Romawi yang kaya sering kali memiliki kamar mandi pribadi. Namun ketika kekaisaran Romawi berkembang, pemandian dibangun di permukiman kecil dan besar.
Kaisar Hadrian adalah pengunjung tetap pemandian umum Romawi. Ia sering mandi di pemandian umum bersama orang banyak. Suatu hari, sang kaisar melihat seseorang menggosok punggungnya ke dinding. Rupanya, ia tidak memiliki budak untuk membantunya menggosok punggung. Sejak saat itu, Hadrian memerintahkan para orang tua untuk saling menggosok satu sama lain.
Kaisar Hadrian membuat pemandian yang terpisah untuk masing-masing jenis kelamin
Kompleks pemandian Romawi, yang disebut thermae, terdiri dari beberapa ruangan. Pemandian berfungsi sebagai gimnasium, ruang sosial, ruang uap, dan tempat layanan publik lainnya. Di tempat ini, pria dan wanita berinteraksi secara bebas. Di banyak fasilitas umum, ada kamar terpisah untuk mandi pria dan wanita, meskipun terhubung.
Kaisar Hadrian mengubah ini sehingga ada pemandian terpisah untuk jenis kelamin. Belakangan, Kaisar Marcus Aurelius (121-180 Masehi) mengambil langkah lebih jauh dengan menghapuskan pemandian umum untuk kedua jenis kelamin.
Kaisar Septimius Severus (193-211 Masehi) juga melakukan hal yang sama seperti pendahulunya.
Untuk menyembuhkan sakit gigi, kaisar harus mengusir “cacing kecil” dari giginya
Pengobatan sakit gigi umumnya dilakukan oleh tukang cukur atau ahli bedah di kekaisaran Romawi. Ketika orang Romawi menderita sakit gigi, dokter abad ke-1 Celsus menyarankan untuk mengurangi anggur dan makanan keras.
Ketika Kaisar Claudius (10 SM-54 Masehi) sakit gigi, dokternya menyembuhkannya dengan membakar biji hyoscyamus dan membilas mulutnya dengan air panas. "Dengan cara ini," tulis dokter, "cacing kecil dikeluarkan." Pada saat itu, gigi berlubang dan sakit gigi diyakini disebabkan oleh cacing yang menggerogoti dari dalam gigi.
Selain pemandian umum, kaisar Romawi juga menikmati toilet pribadi
Di Romawi kuno, toilet umum tidak menyediakan privasi. Toilet umum memiliki banyak kursi yang berjejer bersebelahan dengan lubang yang mengarah ke sistem saluran pembuangan.
Namun, orang Romawi yang kaya mampu memiliki toilet pribadi di rumahnya. Di vilanya dekat Trivoli, Kaisar Hadrian membangun beberapa toilet pribadi dengan kursi marmer dan pijakan kaki. Banyak dari toilet dudukan tunggal diatur dalam kelompok, dekat ruang makan, dan dirancang untuk individu dari berbagai tingkat sosial.
Baca Juga: Agrippina Muda, Istri sekaligus Ibu Kaisar Romawi yang Penuh Skandal
Baca Juga: Candaan Nyeleneh ala Jenderal dan Kaisar di Zaman Romawi Kuno
Baca Juga: Patung Zeus di Olympia yang Meramal Kematian Kaisar Romawi Caligula
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa beberapa toilet ini berisi air mancur yang menggelegak. Air itu digunakan untuk membilas spons yang digunakan orang Romawi untuk membersihkan diri. Ada juga bukti fondasi dan struktur seperti wastafel di mana spons akan disimpan.
Hadrian mungkin tidak menyadari, namun kamar mandi dan toilet pribadi menawarkan alternatif yang lebih bersih. “Jika dibandingkan dengan pemandian umum Romawi yang penuh dengan parasit dan penyakit,” ujar Allan.
Meski memiliki fasilitas dan kemewahan, kaisar Romawi memiliki cara yang sama dengan orang awam untuk menjaga kebersihan. Bahkan tidak jarang, mereka menggunakan pemandian umum yang sama, seperti Kaisar Hadrian.
Source | : | Ranker.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR