Seperti disebutkan sebelumnya, 1.000 rad lebih dari cukup untuk membunuh manusia. Setelah beberapa saat, Anatoli bisa bangkit, memperbaiki kerusakannya, dan melanjutkan harinya.
Anatoli melaporkan kerusakan yang terjadi dan ia telah memperbaikinya, tetapi ia tidak pernah melaporkan bahwa kepalanya telah terkena sinar radiasi berbahaya itu. Keesokan harinya, wajah Anatoli menjadi bengkak dan dia memutuskan untuk pergi ke dokter.
Radiasi ini berbeda dengan yang dihasilkan oleh bom nuklir, seperti yang melanda Hiroshima atau wabah Nuklir dari Chornobyl. Radiasi ini terionisasi, dengan kata lain, sangat terkonsentrasi pada balok kecil, oleh karena itu hanya memengaruhi area kepala.
Meski begitu, sebagaimana perkiraan para ahli, jika terpapar 250.000 radiasi pengion, "Anatoli seharusnya tidak selamat dari kecelakaan itu," terusnya. Dampak lainnya, ia kerap mengalami kejang hebat selama masa pemulihan.
Anatoli berpikir bahwa tumor mungkin berkembang di otaknya karena radiasi. Namun, setiap pemeriksaan medis meyakinkannya bahwa tidak ada risiko seperti itu. Anatoli terus mengunjungi klinik khusus di Moskow setidaknya empat kali setahun untuk memastikan tidak ada masalah lebih lanjut yang berkembang.
Setelah 18 bulan pemulihan, Anatoli kembali ke pekerjaannya, menyelesaikan gelar Ph.D. dalam fisika, dan bahkan mengadakan eksperimennya sendiri di U-70 Proton Synchroton di mana kecelakaan itu terjadi.
Karena kebijakan Uni Soviet, kisah ini tetap dirahasiakan hingga runtuhnya Uni Soviet. Sebenarnya Anatoli yang menjelaskan cerita itu. Anatoli Burgorski tidak hanya bertahan bertahun-tahun setelah kejadian tersebut, tetapi dia juga hidup lebih lama (78 tahun) dari sinkrotron yang membantunya menjadi ilmuwan Fisika populer di Rusia.
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR