Nationalgeographic.co.id—Dunia kuno adalah tempat yang penuh kekerasan, tetapi kita sering tidak menyadari betapa kejamnya zaman itu. Zaman kuno dipenuhi dengan pertumpahan darah dan peperangan yang tiada henti. “Pembantaian massal praktis menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kala itu,” tulis Robbie Mitchell di laman Ancient Origins. Jumlah korban perang dan pemberontakan di zaman kuno cukup mengejutkan, terutama jika kita mengetahui alasan di balik perang dan pembantaian itu. Berikut kisah tujuh pembantaian terburuk yang terjadi dalam sejarah kuno.
Pembasmian orang-orang Jie dan Wu Hu di Tiongkok Kuno
Di Tiongkok abad keempat Masehi, perang pecah ketika orang-orang Jie dan Wu Hu memberontak melawan pemerintahan Jenderal Ran Min. Perang tidak berjalan dengan baik untuk Jie atau Wu Hu. Dan sang jenderal memastikan para pemberontak itu mendapatkan hukuman yang pantas.
Saat memenangkan pertempuran Xiangguo, Ran Min memerintahkan agar semua orang Jie dimusnahkan. Karena berusaha membantu Jie, Wu Hu pun mengalami nasib serupa. Ran Min menyatakan bahwa semua orang-orang Jie dan Wu Hu harus dibunuh tanpa pandang bulu. Tidak peduli mereka laki-laki, perempuan, muda, atau tua.
Pasukan Ran Min menyapu tanah Jie dan Wu Hu, mereka melaksanakan perintah mengerikan Ran Min. Peternakan, desa, dan seluruh kota digerebek dan dibunuh. Pengungsi Wu Hu dan Jie melarikan diri ke kota-kota besar, berharap bersembunyi di keramaian. Warga yang setia kepada Ran Min senang memburu para pengungsi itu dan membunuhnya.
Pada akhirnya, banyak dari orang Wu Hu melarikan diri ke Mongolia dan pelosok jauh Asia di mana mereka aman. Namun, perkiraan menyebutkan korban tewas Wu Hu sekitar 100.000. orang-orang Jie bernasib lebih buruk. Mereka menghadapi genosida. Selama perang dan pembantaian berikutnya, setidaknya 200.000 Jie dibantai. Mayat dikumpulkan dan dibuang di kuburan massal.
Ran Min sangat gembira. Dia menyatakan pemusnahan total orang-orang Jie. Beberapa sumber menyebutkan jika orang-orang Jie mungkin berhasil selamat dari genosida. Selamat atau tidak, ini adalah salah satu pembantaian terburuk dalam sejarah.
Pembantaian Zoroaster di Istakhr oleh penguasa Muslim Arab
Istakhr adalah kota Persia kuno yang berkembang selama Kekaisaran Persia Achaemenid 550-330 Sebelum Masehi. Kota ini berada di ujung jalan karavan yang terhubung ke kota Persepolis dan Lembah Indus yang kaya. Berkat posisinya yang strategis, Istakhr berkembang pesat menjadi pusat perdagangan.
Pada 649 Masehi, Muslim Arab menyerbu dan menguasai kota. Penguasa baru kota membawa aturan baru yang ketat. Ini termasuk pengekangan terhadap Zoroastrianisme, agama lokal yang damai. Selama dua tahun, penduduk kota menderita di bawah kekuasaan dan penganiayaan Arab. “Tidak tahan menderita, mereka memberontak,” tambah Mitchell. Pemberontakan Persia ini tidak berjalan sesuai rencana.
Orang-orang Arab dengan cepat dan brutal menghentikan pemberontakan. Kemudian, lebih banyak pemukim Muslim dibawa ke kota untuk menggantikan penduduk asli Persia. Orang Persia dibantai.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR