Nationalgeographic.co.id—Seekor kuda menggegarkan publik karena kepandaiannya yang mulai tercium dunia. Meskipun sejak awal, banyak yang menganggap kepandaiannya hanya hoaks belaka. Kuda itu bernama Hans, berasal dari Jerman.
Hans, si kuda pintar, telah menjadi terkenal di seluruh dunia karena kemampuannya yang sulit dijelaskan. Hans, seekor kuda yang luar biasa, mulai diperkenalkan pada tahun 1891.
Tentu, di balik kepintarannya tidak lepas dari seorang pelatih yang hebat. "Pelatih kuda yang hebat itu bernama Herrn von Osten, yang merupakan pemiliknya sendiri," tulis Andrei Tapalaga.
Andrei menulis sebuah artikel kepada History of Yesterday dengan judul Hans: The Genius Horse That Could Read and Count yang diterbitkan pada 6 Desember 2022.
Ia merupakan ahli matematika Jerman yang kurang dikenal yang melihat potensi Hans serta kesempatan untuk mendapatkan perhatian dari kemampuan yang dimiliki kuda itu. Karena Hans tidak dapat berbicara, dia berkomunikasi dengan menghentakkan kakinya ke tanah.
Apabila kuda pintar itu ditanya berapa lima tambah dua, dia akan menyentuh tanah tujuh kali untuk menjawab pertanyaan itu; lalu jika ditanya hari apa setelah Senin, dia akan diminta menginjak kaki sekali untuk hari Selasa, dua kali untuk hari Rabu, dan seterusnya.
Dia menjadi sangat terkenal pada tahun 1892–1893 sehingga banyak orang akan melakukan perjalanan demi untuk melihat Hans mengerjakan soal matematika, sehingga mereka dapat membuktikannya sendiri.
"..Karena tidak ada orang waras yang akan percaya bahwa seekor kuda dapat melakukan matematika dasar," tambahnya.
Akibatnya, banyak orang penasaran di buatnya. Pada tahun 1904, sekelompok peneliti mengumumkan bahwa mereka tidak menemukan bukti yang membuktikan bahwa itu adalah tipuan.
Namun, Profesor Carl Stumpf dan salah satu muridnya, Oskar Pfungst, akhirnya memecahkan misteri tersebut. Mereka mencatat bahwa Hans sangat jarang bisa menjawab pertanyaan yang tuannya tidak tahu jawabannya.
Baca Juga: Peran Penting Kuda-Kuda Milik Aleksander Agung hingga Kaisar Hadrian
Baca Juga: Dunia Hewan: Berapa Daya Kuda yang Dimiliki oleh Seekor Kuda?
Baca Juga: Selidik Kuda Abad Ke-16 Pasca-Columbus di Situs Kolonial Spanyol
Baca Juga: Bucephalus, Kuda Kesayangan Alexander yang Dijadikan Nama Kota
Melalui tes dan pengamatan yang cermat, mereka menyadari bahwa Hans menanggapi isyarat yang sangat halus, bahkan tidak disadari, yang diberikan oleh pelatihnya.
"Misalnya, ketika Hans ditanya berapa dua tambah tiga, von Osten atau yang bertanya (berdiri tepat di depan kuda) membungkuk sedikit di depan setelah Hans menendang lima kali dan sebelum melakukan gerakan ini untuk yang keenam kalinya," tambahnya.
Von Osten sangat berhati-hati terhadap kudanya, tetapi Hans juga memperhatikan tuannya dengan hati-hati.
Setiap kali kuda mencapai jumlah tanda yang benar dengan kakinya, pelatih melakukan gerakan halus (terkadang hanya perubahan ekspresi wajah atau postur sederhana) yang menyuruh kuda untuk berhenti.
Hans jelas diberi penghargaan untuk jawaban yang benar, sehingga terbiasa dengan perilaku seperti ini. Hans jelas merupakan kuda yang cerdas, tetapi tidak sepandai yang dipikirkan publik.
Source | : | History of Yesterday |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR