Nationalgeographic.co.id—Lahir dengan nama Arizona Clark pada 8 Oktober 1873 di Ash Grove, Missouri, Ma Barker merupakan putri dari pasangan Skotlandia-Irlandia, John dan Emaline Clark.
Menurut legenda, sejak masih menjadi gadis muda, Barker melihat penjahat Jesse James bersama gengnya melintasi kotanya. Peristiwa ini konon telah membangkitkan hasratnya untuk berpetualang dan hidup di luar hukum.
"Pada tahun 1892, ia menikah dengan George E. Barker, membuatnya memiliki nama Barker," tulis Samuel Warde kepada All Thats Interesting dalam artikel berjudul Why The FBI Thought Ma Barker Was America’s Most Dangerous Mind In The 1930s terbitan 21 Agustus 2020.
Kehidupan awal pernikahan mereka dihabiskan di Aurora, Missouri di mana keempat putra mereka: Herman, Lloyd, Arthur, dan Fred, lahir. Nahas, dikabarkan bahwa keluarga itu hidup dalam kemiskinan.
Ketika anak-anaknya beranjak dewasa, putra Ma Barker beralih menjadi seorang kriminal, sebagaimana dibuktikan dengan penangkapan Herman pada tahun 1915 di Joplin, Missouri karena perampokan di jalan raya.
Selama beberapa tahun berikutnya, Herman, bersama tiga saudara laki-lakinya, mulai bergaul dengan preman lain di sekitar Sekolah Old Lincoln Forsythe di Tulsa, tempat mereka menjadi anggota Central Park Gang.
Barker tidak mengecilkan hati putra-putranya dari usaha kriminal mereka, juga tidak mendisiplinkan mereka. Sebaliknya, Ma Barker lebih memilih membela anak-anaknya.
Pada 29 Agustus 1927, putra tertua Ma Barker, Herman, memilih untuk mengakhiri hidupnya demi menghindari penangkapan setelah melakukan perampokan dan menembak mulut seorang polisi. Ketiga saudara Herman ditangkap karena terlibat dalam perampokan.
Pada tahun 1928, ketiga putra Ma Barker ditahan di tempat berbeda. Lloyd menjalani hukuman di penjara federal di Leavenworth, Kansas, Arthur di Penjara Negara Bagian Oklahoma, dan Fred di Penjara Negara Bagian Kansas.
Ma Barker diketahui membuang suaminya yang mulai renta sekitar waktu yang sama, ketika mereka hidup dalam kemiskinan yang parah dari tahun 1928 hingga 1931, selama penahanan putranya.
Ketika Fred dibebaskan bersyarat, ia mengajak rekan satu selnya, Alvin Karpis untuk membentuk geng Barker-Karpis yang bermarkas di kediaman ibunya, Ma Barker. Mereka mulai merencanakan sejumlah proyek kejahatan.
Pada September 1932, Arthur dan Lloyd dibebaskan dari penjara dan bergabung dengan Fred dan Alvin. Mereka pindah ke St. Paul, Minnesota karena reputasi kota sebagai tempat berlindung bagi sarang penjahat.
Pada bulan Desember 1932, geng tersebut merampok Bank Nasional Barat Laut Ketiga di Minneapolis, tetapi perampokan ini berakhir dengan baku tembak dengan polisi, menewaskan dua petugas dan satu warga sipil. Setelah kejadian itu, mereka terus diburon.
Pada 8 Januari 1935, Arthur Barker ditangkap oleh agen FBI di Chicago. Pihak berwenang menemukan peta milik Arthur dan menemukan bahwa anggota geng lainnya bersembunyi di Ocklawaha, Florida.
Ketika memastikan tempat persembunyian geng tersebut, agen FBI melakukan pengepungan. Namun, beberapa menit setelah pengepungan, tembakan senapan mesin secara mendadak melesat keluar dari dalam rumah.
Para agen membalas tembakan menggunakan bom gas air mata, senapan, dan senapan mesin. FBI memerintahkan Willie Woodbury, untuk memasuki rumah tersebut dengan mengenakan rompi antipeluru.
Ketika sampai di dalam rumah, Woodbury mengumumkan bahwa Ma Barker dan putranya, Fred Barker sama-sama tewas dalam tragedi baku tembak dengan agen FBI. Ma Barker meninggal karena satu luka tembak, dan tubuh Fred penuh dengan peluru.
Dalam beberapa dekade sejak kematiannya, peran Ma Barker dikenal sebagai pemimpin dan dalang di balik geng Barker-Karpis mulai terungkap dan muncul ke permukaan. Alvin Karpis menegaskan bahwa sejatinya Ma Barker bukanlah dalang dari kejahatan.
Karpis menyebut bahwa: "Ma (Barker) hanyalah seorang ibu yang melindungi anak-anaknya. Ketika kami bepergian bersama, ia menjaga kami sebagaimana seorang ibu menjaga anak-anaknya."
Source | : | All Thats Interesting |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR