Nationalgeographic.co.id—Ada istilah 'celah kucing' dalam dunia hewan yang telah lama menarik perhatian ilmuwan. Istilah tersebut merujuk pada periode dalam catatan fosil dari sekitar 25 juta hingga 18,5 juta tahun yang lalu.
Istilah itu menunjukkan bahwa kucing setidaknya 'menghilang' dari Amerika Utara selama hampir 7 juta tahun. Tapi benarkah kucing menghilang selama periode tersebut?
Tidak seperti kucing domestik yang terkadang menghilang selama berhari-hari sebelum, secara umum, muncul dengan aman dan sehat, tentu waktu 7 uuta tahun bukanlah waktu yang singkat. Itu tidak ada apa-apanya dibanding 'celah kucing'.
Tapi sebenarnya, apa alasan dibalik kesenjangan tersebut? Apakah itu hanya contoh lain dari perilaku kucing yang membingungkan, seperti kegemaran mereka duduk di dalam kotak atau berlarian dengan acak tanpa provokasi sedikit pun?
Apakah mereka bosan dengan Amerika Utara? Mungkinkah itu semua salah paham?
Berbagai teori telah dikemukakan, mulai dari kucing dan spesies mirip kucing yang pindah dari Amerika Utara untuk mencari tempat berburu yang lebih baik, hingga mereka dipengaruhi oleh pendinginan global dari letusan gunung berapi.
Alasan terakhir adalah yang telah menyebabkan peristiwa kepunahan massal lainnya dalam periode waktu yang berbeda, hingga kondisi pada saat itu tidak cocok untuk fosilisasi.
Namun, menurut Carlo Meloro, ahli paleontologi vertebrata di Liverpool John Moores University di Inggris, hanya begitu banyak yang dapat disimpulkan berdasarkan pengetahuan dan bukti terkini.
Adapun ide-ide itu, menurut Meloro, tidak boleh dianggap sebagai apa pun selain tebakan.
"Itu semua dugaan," katanya. "Jika aktivitas geologis tertentu mencegah kucing ditemukan di Amerika Utara dalam sedimen selama periode ini, itu tidak berarti mereka tidak ada di sana."
Meloro menyoroti bahwa "kombinasi faktor mungkin telah menghasilkan celah kucing," yang dapat mencakup "perubahan iklim, persaingan dengan spesies lain, dan perpindahan ekologis."
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR