Nationalgeographic.co.id—Foto baru yang menakjubkan menunjukkan munculnya awan pelangi yang sangat langka. Awan tersebut memancarkan cahaya terang berwarna-warni seperti aurora di berbagai lokasi Kutub Utara, menerangi lingkaran Arktika.
Tapi apa yang sebenarnya menyebabkan munculnya awan pelangi?
Langit gelap di Lingkaran Arktika bersinar dengan cahaya warna-warni yang halus. Tapi tontonan mencengangkan ini bukan disebabkan oleh aurora.
Sebaliknya, pelangi berwarna-warni disebabkan oleh awan kristal es kecil yang melayang lebih tinggi di atmosfer daripada biasanya.
Awan, yang dikenal sebagai awan stratosfer kutub (PSC), hanya terbentuk ketika stratosfer bawah mencapai suhu di bawah minus 114 derajat Fahrenheit (minus 81 derajat Celcius).
Biasanya, awan tidak terbentuk di stratosfer karena terlalu kering, tetapi pada suhu yang sangat rendah ini "molekul air dengan jarak yang sangat jauh mulai menyatu menjadi kristal es kecil yang terbentuk menjadi awan," tulis laporan yang dilansir Live Science.
Ini berarti PSC dapat terbentuk jauh lebih tinggi daripada awan biasa, antara 9,3 dan 15,5 mil (15 hingga 25 kilometer) di atas tanah.
Saat sinar matahari bersinar melalui awan kristal ini, ia tersebar, menciptakan berbagai panjang gelombang cahaya yang berbeda, yang menginspirasi julukan PSC, "awan pelangi".
Karena ketinggian awan yang ekstrim, sinar matahari dapat mengenai kristal dan menyebar di atas pengamat meskipun matahari berada di luar cakrawala, yaitu saat awan ini tampak paling terang.
Pada akhir Januari, kondisi beku yang ekstrem di stratosfer memungkinkan wabah langka PSC di Lingkaran Arktika, termasuk Islandia, Norwegia, dan Finlandia.
Fotografer amatir Jónína Guðrún Óskarsdóttir menangkap bidikan menakjubkan dari awan cerah di atas puncak Gunung Jökultindur di Islandia dan fotografer Fredrik Broms, ia mengambil serangkaian jepretan cahaya warna-warni di atas Kvaløya dekat Tromsø di Norwegia.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR