Meski demikian, sistem pajak yang diberlakukan dipandang buruk, terang Lane. Menurut masyarakat di Kekaisaran Tiongkok, pajak dioperasikan dengan cara yang berbeda dari sistem tradisional.
Ternyata, Ahmad sebagai pengelola keuangan Kekaisaran Tiongkok, menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Penyalahgunaan jabatan itu sering dilakukan oleh pejabat Muslim lainnya di dalam Dinasti Yuan.
Baca Juga: Seperti Apa Keunikan Tes Mengemudi di Era Kekaisaran Tiongkok?
Baca Juga: Pemberontakan Serban Merah: Akhir Kekaisaran Tiongkok Era Dinasti Yuan
Baca Juga: Kisah Toghon Temür, Pangeran Terbuang yang Jadi Kaisar Tiongkok
Baca Juga: Siapakah Genghis Khan, Penakluk dan Pendiri Kekaisaran Mongol?
"Pejabat Muslim lainnya, seperti Ahmad yang terkenal, yang juga berasal dari wilayah Transoxiana, mendapatkan kepercayaan penuh dari Kubilai tetapi menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk mengumpulkan kekayaan pribadi," tulis sejarawan The College of New Jersey dalam buku The Silk Road in World History.
Kegemaran mengumpulkan harta dari penyalahgunaan jabatan ini, Ahmad selalu selamat dari berbagai penyelidikan Kekaisaran Yuan. Informasi harta kekayaan dan kriminalnya justru baru terungkap ketia ia dibunuh oleh sekelompok pemberontak tahun 1282.
Kaisar Kubilai Khan baru mengetahui penyalahgunaan jabatan Ahmad, setelah mendapatkan masukan tentang korupsi dari musuh politiknya. Setelah mengetahui, Kubilai Khan bahkan memerintahkan agar jenazahnya dimakan anjing, lalu tulang belulangnya dihancurkan berkeping-keping dengan kereta roda.
Akhir tragis ini juga dicatat oleh Marco Polo. Sebab, ia selalu hadir di Khanbaliq, ibukota Mongol selama Ahmad menjabat sebagai menteri keuangan hingga dibunuh.
Source | : | Berbagai sumber |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR