Foster melaporkan ubur-ubur ini memiliki fitur unik yang tidak ditemukan pada ubur-ubur hidup. Ini adalah "tirai" keras yang menggantung dari loncengnya yang seperti payung, bagian atas ubur-ubur, mirip dengan pinggiran yang menutupi lengan dan tentakel mereka.
Plotnick mengatakan bahwa Foster juga menyarankan bahwa siput kecil yang terkadang ditemukan di pinggiran adalah predator, mirip dengan siput yang memangsa ubur-ubur di lautan modern.
Dalam makalah baru mereka, ahli paleontologi melihat Essexella dengan cara baru dengan memeriksa ribuan spesimen museum.
Baca Juga: Pemanasan Global Membuat Jamur Menjadi Lebih Berbahaya bagi Manusia
Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Fosil Kalajengking Laut Raksasa Sepanjang 1,1 Meter
Baca Juga: Kura-Kura Laut Raksasa Hidup di Eropa 78 Juta Tahun yang Lalu
“Dengan cepat menjadi jelas bahwa bukan hanya itu bukan ubur-ubur, tetapi terbalik itu jelas anemon,” kata Plotnick.
"Tirai" yang keras adalah tubuh anemon yang berbentuk tong. Spesies ubur-ubur fosil lain yang tampak seperti bunga aster ternyata mewakili anemon langka yang tergencet dari atas ke bawah, seperti orang menginjak kaleng aluminium.
"Meskipun sebagian besar fosil ini diawetkan sebagai gumpalan yang membusuk yang terlihat seperti sepotong permen karet bekas di trotoar," kata anggota tim penulis studi Graham Young, pakar fosil ubur-ubur dari Museum Manitoba.
"Beberapa spesimen diawetkan dengan sangat baik sehingga kita bahkan dapat melihat otot yang digunakan anemon untuk menekuk dan mengencangkan tubuh mereka."
Para peneliti menjelaskan bahwa berbagai macam pengawetan yang terlihat pada spesimen Essexella disebabkan oleh perbedaan durasi anemon mati yang duduk di dasar laut sebelum dikuburkan. Siput itu bukanlah pemangsa, melainkan pemakan bangkai.
“Ketika jeli seperti Essexella terdampar di pantai, mereka benar-benar menjadi makanan prasmanan tepi pantai, disantap oleh siput dan makhluk lain seperti yang kita lihat di deposit fosil ini,” kata Young.
Tim juga menyarankan bahwa fosil jejak umum dari periode yang sama, yang telah lama diyakini sebagai liang anemon, dibuat oleh hewan yang mirip dengan Essexella. Karena Essexella sangat melimpah, ia mungkin hidup dalam kumpulan besar di dasar laut.
Source | : | Papers in Palaeontology,University of Illinois Chicago |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR