Setelah ditentukan, data disortir ke dalam kelompok unik berdasarkan berbagai karakteristik, seperti apakah termasuk oksigen atau belerang, atau apakah berpotensi mengandung struktur cincin atau ikatan rangkap.
Mereka terkejut menemukan sejumlah besar kandungan oksigen di antara senyawa tersebut. "Anda tidak menganggap bahan organik yang mengandung oksigen sebagai bagian besar dari meteorit," jelas Marshall.
Baca Juga: Bukan Meteorit yang Meleleh, Dari Manakah Sebenarnya Air Bumi Berasal?
Baca Juga: Tak Disadari, Kebun Anggur di Prancis Ini Adalah Kawah Meteorit
Baca Juga: Peneliti Menemukan Meteorit Seberat 7 Kilogram Lebih di Antarktika
Baca Juga: Bukti Terkuat Dampak Meteorit Raksasa Ciptakan Benua-benua di Bumi
Para peneliti selanjutnya akan mengalihkan perhatian mereka ke dua sampel yang jauh lebih berharga: beberapa gram debu bulan dari misi Apollo 12 dan 14 masing-masing pada tahun 1969 dan 1971. Sampel ini mendahului penemuan Marshall FT-ICR MS pada awal 1970-an.
Instrumentasi telah berjalan jauh dalam beberapa dekade sejak itu dan sekarang siap untuk menganalisis bubuk ini. Tim akan segera membandingkan hasil mereka dari analisis meteorit dengan data yang mereka peroleh dari sampel bulan.
Mereka berharap untuk mempelajari lebih banyak informasi tentang dari mana permukaan bulan berasal. "Apakah itu dari meteorit? Radiasi matahari? Kita seharusnya bisa segera menjelaskannya," kata Marshall.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR