Bagaimanapun, Fred Oumar Kanoute adalah sosok yang sangat dihormati di Kota Sevilla, tidak hanya karena kegemilangan karir sepak bolanya, tetapi bagaimana dia sebagai pribadi yang baik.
Kanoute masuk dan terlibat aktif dalam acara-acara amal kaum muslimin di Sevilla bersama SMF. Ia juga aktif menggelar ibadah dan penyelenggaraan studi kebudayaan Islam di kota tersebut.
"Selain menyelenggarakan salat, masjid dan pusat budaya mengadakan lokakarya untuk masyarakat setempat tentang mata pelajaran seperti persalinan, seni Andalusia, dan memasak," imbuh Usaid.
Klinik kesehatan yang menyediakan perawatan primer untuk penduduk setempat juga direncanakan, bersama dengan kelas bahasa Arab dan Al-Qur'an untuk anak-anak muslim di Sevilla.
Dengan upaya dibangunnya masjid untuk pemuda, anak-anak dan Muslim generasi pertama, kedua dan ketiga sangatlah penting untuk membangun identitas Keislaman mereka, dalam memahami agama mereka.
"Ruang salat yang ada di Sevilla biasanya kecil, terutama di ruang bawah tanah," ungkap Abdiya Meddings, seorang pengusaha Inggris dan penduduk muslim setempat di Sevilla, kepada Al Jazeera.
Lebih menyedihkan lagi, kebanyakan perempuan di sana tidak dapat merasakan untuk pergi salat berjamaah, karena ruang perempuan di musala penuh. Para perempuan mengalah agar para pria dapat menunaikan kewajibannya, salat berjamaah.
Di tengah meningkatnya Islamofobia di seluruh Eropa, penyelenggara proyek masjid Sevilla berharap dapat mengatasi adanya prasangka buruk dan sentimen terhadap komunitas muslim Sevilla.
Seperti halnya Partai Vox sayap kanan Spanyol yang pernah menuntut penutupan sebuah masjid yang disebutnya "masjid fundamentalis," serta menyerukan penangkapan dan deportasi terhadap para "imam ekstremis".
"Salah satu niat kami adalah untuk mengubah persepsi orang-orang tentang Islam," imbuh Hernandez, salah satu penyelenggara proyek pendirian masjid di Sevilla.
Meddings juga menambahkan bahwa dengan pendirian masjid itu akan membantu menormalkan umat Islam di kota tersebut dari segala bentuk ancaman terhadap diri mereka.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Al Jazeera |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR