"Kegiatan penerapan e-log book dan CODRS merupakan upaya untuk mengatasi salah satu hambatan perikanan di Indonesia, yaitu minimnya data perikanan," terang Glaudy Perdanahardja, Manajer Senior Perikanan Berkelanjutan YKAN. Sistem ini telah dijalankan oleh YKAN selama lebih dari tujuh tahun untuk mendata potensi perikanan yang ada di sekitar perairan Papua Barat Daya.
"Pengalaman YKAN selama lebih dari tujuh tahun dalam melakukan pendataan perikanan kakap, kerapu, dan tuna dengan pendekatan CODRS diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan e-log book ke depan," kata Glaudy.
Baca Juga: Festival Munara Beba: Usaha Pelestarian Adat Biak Karon & Alam Lautnya
Baca Juga: Dampak Kematian Hewan di Jalan Lebih Buruk daripada yang Diperkirakan
Baca Juga: Pesisir Pulau Kolepom, Benteng Konservasi Perairan Pertama di Papua Selatan
Baca Juga: Bagaimana Peran Perempuan Indonesia di Bidang Pelestarian Lingkungan?
Dari pendataan yang dilakukan, ada tiga jenis tipe perikanan: kakap-kerapu laut dalam, tuna, dan perikanan multispesies perairan dangkal. Di berbagai lokasi pemantauan, setidaknya ada 189 spesies ikan yang mendominasi.
Informasi dari survei dan pendataan CODRS ini akan digunakan untuk melihat status dan kondisi perikanan. Dengan demikian, pihak berwenang bisa mengambil keputusan untuk manajemen perikanan yang dapat diterapkan secara akurat.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (DKP3) Provinsi Papua Barat Daya menyambut kegiatan perikanan berkelanjutan.
"Data ini akan berperan penting dalam mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur, yang merupakan salah satu program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata Absalom Solossa, Plt. Kepala DKP3 Papua Barat Daya.
Sanggup Serap Ratusan Juta Ton CO2, Terobosan Ini Diklaim Cocok Diterapkan di Indonesia
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR