Nationalgeographic.co.id—Provinsi Papua Barat Daya punya bentang alam laut yang indah dan kaya akan ekosistem. Oleh karena itu, menjaga limpahan biota laut dengan sistem perikanan berkelanjutan penting dilakukan.
Tujuan dari perikanan berkelanjutan agar bisa menyeimbangkan antara kebutuhan nelayan dan ketahanan ekosistem. Untuk mengetahui langkah yang tepat, memerlukan informasi terkait limpahan jenis ikan di perairan, yang kemudian dapat diolah sebagai saran kebijakan.
Sejak Agustus 2022, para nelayan dalam program Nelayan Peduli terlibat dalam pendataan perikanan bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Kegiatan pendataan ini dilakukan di beberapa tempat seperti Werur di Kabupaten Tambrauw, Malaumkarta di Kabupaten Sorong, dan Distrik Misool Utara di Kabupaten Raja Ampat. Pendataan ini masih berlangsung hingga pertengahan tahun ini.
Selain pendataan, survei menyeluruh juga dilakukan di 35 kampung pesisir di Distrik Sausapor, dan Bikar di Kabupaten Tambrauw, Distrik Makbon di Kabupaten Sorong, dan seluruh Pulau Misool. Surveinya berlangsung selama Februari 2023, bertujuan memberikan informasi mengenai aspek penangkapan ikan secara lengkap dan terperinci.
Para nelayan juga terlibat dalam survei ini dengan mengumpulkan informasi terkait perahu nelayan, aktivitas penangkapan, alat tangkap, dan hasil tangkapan. Pengumpulan data survei itu dilakukan dengan mengunjungi tempat pendaratan ikan, terutama yang memiliki potensi perikanan tangkap.
"Dengan adanya program ini, kami bisa mengetahui jenis-jenis tangkapan dan rata-rata hasil tangkapan yang kami peroleh. Selain itu kami juga mendapat pengetahuan tentang pentingnya pengelolaaan perikanan yang berkelanjutan," tutur Yunus, salah satu anggota Nelayan Peduli.
Dia adalah nelayan dari Kampung Waigama, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat. Untuk menghasilkan data, ia telah dilatih menggunakan kamera dan GPS setiap melaut. Setelah itu, data disalin dari perangkat yang digunakannya secara berkala untuk diolah.
"Sebagai nelayan, kami menyadari kehidupan kami bergantung kepada kelestarian laut,” lanjut Yunus.
"Perairan di Bentang Laut Kepala Burung, Provinsi Papua Barat Daya, merupakan salah satu perairan yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia," ujar Lukas Rumetna, Manajer Senior Bentang Laut Kepala Burung YKAN.
"Untuk itu, diperlukan pengelolaan sumber daya pesisir terpadau yang mengedepankan aspek pelestarian sumber daya laut dan perikanan," terangnya. Informasi sepert ini memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan para pemangku kepentingan dalam mempertahankan perikanan dan kelautan yang kaya di Papua Barat Daya.
Lebih lanjutnya, proses pendataan dilakukan dengan metode yang dikembangkan YKAN sejak 2014. Metode itu disebut Crew Operated Data Recording System (CODRS). Sistemnya, nelayan akan terlibat langsung untuk mengambil data.
"Kegiatan penerapan e-log book dan CODRS merupakan upaya untuk mengatasi salah satu hambatan perikanan di Indonesia, yaitu minimnya data perikanan," terang Glaudy Perdanahardja, Manajer Senior Perikanan Berkelanjutan YKAN. Sistem ini telah dijalankan oleh YKAN selama lebih dari tujuh tahun untuk mendata potensi perikanan yang ada di sekitar perairan Papua Barat Daya.
"Pengalaman YKAN selama lebih dari tujuh tahun dalam melakukan pendataan perikanan kakap, kerapu, dan tuna dengan pendekatan CODRS diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan e-log book ke depan," kata Glaudy.
Baca Juga: Festival Munara Beba: Usaha Pelestarian Adat Biak Karon & Alam Lautnya
Baca Juga: Dampak Kematian Hewan di Jalan Lebih Buruk daripada yang Diperkirakan
Baca Juga: Pesisir Pulau Kolepom, Benteng Konservasi Perairan Pertama di Papua Selatan
Baca Juga: Bagaimana Peran Perempuan Indonesia di Bidang Pelestarian Lingkungan?
Dari pendataan yang dilakukan, ada tiga jenis tipe perikanan: kakap-kerapu laut dalam, tuna, dan perikanan multispesies perairan dangkal. Di berbagai lokasi pemantauan, setidaknya ada 189 spesies ikan yang mendominasi.
Informasi dari survei dan pendataan CODRS ini akan digunakan untuk melihat status dan kondisi perikanan. Dengan demikian, pihak berwenang bisa mengambil keputusan untuk manajemen perikanan yang dapat diterapkan secara akurat.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (DKP3) Provinsi Papua Barat Daya menyambut kegiatan perikanan berkelanjutan.
"Data ini akan berperan penting dalam mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur, yang merupakan salah satu program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata Absalom Solossa, Plt. Kepala DKP3 Papua Barat Daya.
Sanggup Serap Ratusan Juta Ton CO2, Terobosan Ini Diklaim Cocok Diterapkan di Indonesia
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR