Mengusir roh pendendam yang mengganggu di Romawi kuno
Pengiring pengantin sama menariknya dengan pengantin wanita itu sendiri. Seorang pengiring pengantin wanita biasanya berdandan mirip pengantin.
Baca Juga: Lima Mitos yang Jadi Bagian Tidak Terpisahkan dari Peradaban Romawi
Baca Juga: Mayat Hilang di Kota Romawi Kuno Menguap dalam Letusan Vulkanik
Baca Juga: Mosaik Misterius dengan Gambar Medusa Ditemukan di Vila Romawi Kuno
Baca Juga: Guci Kremasi Mengungkap Kisah Pertempuran Gladiator di Inggris Romawi
Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa semua pengiring pengantin diharuskan berpakaian sama? Jawabannya adalah bagian dari ritual pernikahan kuno dari Romawi kuno. Orang Romawi percaya bahwa mempelai wanita—yang begitu cantik—adalah mangsa bagi roh pendendam yang akan menyakitinya.
Untuk membingungkan roh-roh itu dan mengusir mereka, orang Romawi menciptakan pengiring pengantin dan pakaian mereka yang persis sama. Dengan demikian, roh-roh akan kebingungan dan mempelai wanita akan bebas dari gangguan.
Menari dengan pedang untuk membuat pengantin wanita terkesan di Afganistan
Dalam beberapa budaya, terutama di zaman kuno, pasangan tidak begitu mengenal satu sama lain dengan baik. Ini terutama terlihat dalam budaya di mana perjodohan adalah norma. Hari pernikahan adalah waktu di mana pengantin membuat satu sama lain terkesan dan menciptakan percikan cinta.
Dalam tradisi Afghanistan, pria melakukan tarian pedang yang berani disebut attan. Lewat tarian itu, pria dapat dengan mudah membuat pengantin wanita terkesan.
Penuh liku-liku yang menantang, tarian ini punya akar kuno dan membutuhkan keterampilan hebat dengan pedang.
Karena hanya calon pengantin pria yang paling terampil yang bisa menguasainya, attan adalah cara yang pasti untuk membuat pengantin terkesan dan jatuh cinta.
Ritual unik ini mungkin tampak janggal bagi sebagian orang. Namun itu adalah cara orang dari budaya tertentu untuk memberkati pernikahan. Ritual dan tradisi itu merupakan hal ini yang harus dilestarikan.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR