Bagi Hogan, pencarian ikan air tawar terbesar belum berakhir. “Pari ini kemungkinan bukan ikan pari individu terbesar yang ada di sungai itu,” katanya.
“Para nelayan selalu memberi tahu saya bahwa mereka telah menangkap ikan pari yang lebih besar dari ini.”
Ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa spesies lain, khususnya arapaima, dapat mencapai bobot yang sama dengan ikan pari itu. Para ilmuwan yang mempelajari pengendapan cincin pertumbuhan pada sisik arapaima yang hidup di Sungai Essequibo Guyana telah menunjukkan bahwa hewan tersebut mungkin tumbuh jauh lebih berat daripada yang berasal dari Brasil tengah.
Misalnya, hubungan panjang-massa yang dikembangkan oleh para ilmuwan menunjukkan bahwa seekor arapaima yang ditangkap beberapa tahun lalu di Brasil, yang berukuran sekitar 10 kaki dan beratnya 540 pon, akan memiliki berat lebih dari 700 pon (317 kilogram) di Guyana jika memiliki panjang yang sama.
"Saya memperkirakan arapaima rekor dunia tertinggi akan datang dari Guyana," kata Donald Stewart, seorang profesor perikanan di State University of New York, yang memimpin penelitian tersebut.
Hogan mengatakan pencariannya selalu lebih dari sekadar menemukan ikan terbesar.
“Itu selalu tentang belajar lebih banyak tentang hewan-hewan ini,” katanya.
"Menemukan pari pemecah rekor ini adalah bukti dan bukti bahwa ikan ini masih ada di luar sana, dan itu adalah pertanda positif, tetapi kita baru saja menggores permukaan ketika berbicara soal pengetahuan kita tentang mereka."
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR