Perdagangan Romawi dengan Timur dijelaskan dalam Periplus Laut Erythraean
Periplus Laut Erythraean ditulis pada tahun 50 Masehi. Ini adalah panduan navigasi kuno yang menjelaskan secara rinci jalur melalui Laut Merah dan sekitarnya. Kapal-kapal Romawi melintasi Samudra Hindia dengan bantuan angin musiman.
Setelah mencapai India, kapal berhenti di Barbaricum (dekat Karachi modern, Pakistan) dan Muziris, yang terletak di Pantai Malabar. Lebih jauh ke selatan, orang Romawi akan mencapai pulau Taprobane (sekarang Sri Lanka). Pelabuhan Taprobane berfungsi sebagai pusat transit perdagangan dengan Asia Tenggara dan Tiongkok.
Rute Samudra Hindia membawa sutra ke Roma
Sejak bencana Crassus di Carrhae pada tahun 53 Sebelum Masehi, ekspansi Romawi di Timur terhenti. Ambisi oriental Romawi dan pembentukan koneksi darat ke India dan Tiongkok dihalangi oleh saingan utamanya—Parthia.
Namun, jalur laut Samudra Hindia bisa menghindari Parthia. Ini memungkinkan orang Romawi mencapai pelabuhan India dan menjelajah lebih jauh.
Pedagang Romawi berlayar ke pantai Vietnam modern, menjalin hubungan langsung dengan Han Tiongkok. Saat itu, Vietnam berada di bawah kendali Kekaisaran Tiongkok.
Sutra menjadi komoditas yang sangat penting dalam perdagangan. Pada abad kedua, sutra menjadi pemandangan umum di Kekaisaran Romawi. Padahal sebelumnya, penggunaan sutra di penjuru Kekaisaran Romawi adalah hal yang sangat langka. Faktanya, komoditas mewah itu sangat diminati sehingga Plinius yang Tua menyalahkan sutra karena membebani ekonomi Romawi.
Perdagangan Samudra Hindia dilakukan dalam skala besar
Perdagangan Samudra Hindia dan perdagangan sutra menghasilkan arus keluar kekayaan yang signifikan selama dua abad pertama Kekaisaran Romawi. Ini tercermin dalam timbunan besar koin Romawi yang ditemukan di seluruh India. “Terutama di pelabuhan selatan yang sibuk,” tambah Bileta.
Baca Juga: Wilayahnya Luas, Siapa yang Berkuasa setelah Kekaisaran Romawi Jatuh?
Baca Juga: Pesona Dunia Timur: Perdagangan Romawi dengan India dan Tiongkok
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR