"Satu-satunya perbedaan penting di antara mereka adalah bahwa sisi paling barat secara signifikan lebih besar daripada dua kubu di timur,” lanjut Fradley seperti yang dikutip dari rilis University of Oxford.
Tiga kamp militer ini menandakan batas Kekaisaran Romawi dengan negeri-negeri Arab pada saat itu.
Hanya saja, para arkeolog membuka kemungkinan sebagai tanda adanya kampanye penaklukkan Arab Saudi oleh Kekaisaran Romawi.
Andrew Wilson, rekan penulis makalah dari School of Archaeology di University of Oxford berpendapat, perkemahan yang diperkirakan berasal dari awal abad kedua ini menunjukkan bagaimana Kekaisaran Romawi menganeksasi Kerajaan Nabatea.
Setelah raja terakhir Kekaisaran Nabatea Rabbel II Soter meninggal tahun 106, Kekaisaran Romawi langsung bergerak cepat.
Kekaisaran yang dikenal dengan peninggalan arkeologis Petra, langsung dijadikan provinsi oleh Kekaisaran Romawi.
Hanya saja, yang menarik dari kamp-kamp militer ini adalah jarak mereka sangat berjauhan satu sama lain.
Jaraknya adalah 37 hingga 44 kilometer, membuat para arkeolog berspekulasi sulit untuk diakses bagi infanteri sebagai penjaga.
Kemungkinan salah satunya dibangun oleh unit kavaleri yang lebih mudah melintasi gurun tandus yang tidak ramah, dan hanya bisa didatangi dalam satu hari perjalanan dengan unta.
Perkemahan militer itu berbaris dalam garis lurus ke arah Dûmat al-Jandal yang berada di Arab Saudi.
"Tingkat pelestarian kamp benar-benar luar biasa, terutama karena mungkin hanya digunakan selama beberapa hari atau minggu[…]. Mereka melewati rute kafilah pinggiran yang menghubungkan Bayir dan Dûmat al-Jandal," kata Fradley.
Kepercayaan Dikoyak, Kala Polah Dokter di Bandung Khianati Sumpah Hippocrates nan Mulia
Source | : | University of Oxford |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR