Nationalgeographic.co.id—Dewa Poseidon dalam mitologi Yunani adalah dewa laut, sungai dan badai. Dewa Poseiodon juga disebutkan bertanggungjawab terhadap gempa bumi dan menjadi alegori dari kuda atau banteng.
Pada dasarnya, dewa Poseidon dianggap sebagai dewa yang agung. Bahkan dewa Poseidon dianggap setara dengan dewa Zeus dan mendapatkan penyembahan yang serupa.
Namu demikian, dewa Poseidon juga memiliki temperamen yang tidak dapat diprediksi, sesuai dengan alegori binatangnya.
Sifat Poseidon yang liar seperti binatang seringkali menimbulkan petaka dan bencana dalam mitologi Yunani.
Tidak hanya itu, sifat-sifat dewa Poseidon itu juga diwariskan ke anak-anak dan keturunannya. Keturunannya digambarkan sebagai orang-orang biadab dan liar.
Tidak hanya itu, sifat yang diwariskan bahkan termasuk praktik pengorbanan manusia, kanibalisme hingga inses.
Menurut Greek Reporter, kerusakan yang disebabkan benih-benih Poseidon pada akhirnya memunculkan pahlawan-pahlawan. Mereka akan memusnahkan banyak putra liar Poseidon dan situs penyembahannnya.
Pemerkosaan dan inses
Meski dewa Poseidon dianggap sebagai dewa yang agung, Poseidon telah banyak menyebabkan kekacauan di Olympia.
Poseidon pernah mengejar adik kandungnya Demeter dan ingin melakukan inses, tapi dia menolaknya.
Demeter mengubah dirinya menjadi kuda betina sehingga dia bisa bersembunyi di kawanan kuda. Akan tetapi Poseidon mengetahui tipuan tersebut.
Dewa Poseidon pun juga berubah menjadi kuda jantan, kemudian ia menangkap adik kandungnya itu dan memperkosanya.
Sebagi hasilnya, Poseidon dan Demeter adalah seekor kuda yang bernama Arion yang mampu berbicara dengan bahasa manusia.
Tidak cukup sampai di situ. Dewa Poseidon juga memperkosa Medusa yang kemudian menimbulkan kemarahan Athena. Medusa diubah oleh Athena menjadi monster.
Dari banyak kegilaannya, dewa Poseidon memiliki banyak anak. Anak-anaknya yang lain termasuk Polyphemus (dari Cyclops), Alebion, Tityos, Bergion, Otos, dan Ephialtae (dari para raksasa) di antara banyak makhluk mitos lainnya.
Bahkan Laistrygons dan orang barbar lainnya, kanibal, biadab, dan pencuri terkutuk di provinsi Yunani, seperti yang dikatakan banyak orang, adalah benih Poseidon.
Asal usul dewa Poseidon
Asal usul nama dewa, "Posei-don," masih belum jelas meskipun teori yang paling menonjol mengelompokkannya menjadi dua bagian.
Yang pertama berarti "penguasa" (Yunani πόσις, posis). Dan yang kedua yang berarti "bumi" (δᾶ, da, bentuk Doric untuk γῆ, gaia). Dengan kata lain, nama Poseidon dapat memiliki arti penguasa bumi.
Beberapa dari banyak julukan (kata sifat) yang menyertai namanya di Homer (dan juga pada tablet Mycenaean Linear B) lebih mengikatnya dengan unsur bumi daripada laut.
Beberapa di antaranya adalah Enosigaios (Ἐνοσίγαιος) atau Enosichthon (Ἐνοσίχθων), yang berarti "pengguncang bumi".
Julukan ini memiliki penggunaan yang lebih tua seperti yang diidentifikasi dalam tulisan religius Linear B. Seperti dalam "E-ne-si-da o-ne," dengan akar kata 'da.'
Julukan lain yang menghubungkannya dengan gempa bumi adalah Gaieochos (Γαιήοχος) dan Seisichthon (Σεισίχθων).
Untuk diketahui, linear B adalah kumpulan tablet tanah liat yang berisi tulisan dalam aksara yang dikenal sebagai Linear B.
Tablet-tablet ini merupakan penemuan arkeologi yang penting. Temuan itu memberikan informasi berharga tentang peradaban Mykenai, yang ada di Yunani pada Zaman Perunggu Akhir (sekitar 1600-1100 SM).
Selain itu, dewa Poseidon juga dewa yang memberikan perlindungan terhadap Bumi. Ia secara bersamaan disebut dengan julukan Themeliouchos (Θεμελιούχος).
Julukan itu berarti "menjunjung tinggi fondasi", dan Asphaleios (Ἀσφάλειος), yang berarti "pengaman, pelindung".
Menurut fakta-fakta ini, tampaknya, pada awalnya, selama peradaban Helladik Zaman Perunggu akhir, dewa Poseidon dalam mitologi Yunani dianggap sebagai dewa chthonic. Dewa chthonic adalah dewa-dewa yang dikaitkan dengan dunia bawah.
Jadi dewa Poseidon sebagian besar terkait dengan bumi sebagai dewa kesuburan atau sebagai penguasa Bumi atau tanah.
Kesaksian Herodotus menyampaikan bahwa dialah yang mengunci para Titan di Tartarus yang gelap. Ini juga menunjukkan hubungannya dengan Dunia Bawah.
Sebagai dewa laut, ia juga berhubungan erat dengan makhluk laut lainnya. Keretanya ditarik oleh sepasang kuda berekor ikan (hippocampus).
Makhluk mitos Poseidon yang sangat terkenal adalah Banteng Kreta, bapak Minotaur yang dibunuh oleh pahlawan bangsawan, Theseus.
Hewan keramat Poseidon adalah banteng, kuda dan lumba-lumba, dan tumbuhan keramatnya adalah pohon pinus dan seledri liar.
Simbolisme itu sama sekali bukan kebetulan jika kita mempertimbangkan sifat dewa Poseidon yang temperamental. Bahkan ia menjadi metafora kekuatan kedua sungai yang mengalir deras dan lautan yang bergelora.
Sebagai penguasa Bumi, Poseidon dikatakan memiliki banyak kekasih dan banyak anak, tetapi tidak semuanya manusia.
Oleh karena itu, benih-benih dewa Poseidon lah yang tersebar di Bumi dan banyak di antaranya menimbulkan petaka dan bencana.
Mereka mewarisi sifat liar dewa Poseidon, bahkan bersifat biadab hingga mewarisi kebiasaan kanibalisme dan inses.
Kerusakan demi kerusakan dari benih-benih dewa Poseidon di Bumi itulah yang kemudian memunculkan mitos pahlawan dalam mitologi Yunani.
Namun demikian, ada banyak asumsi terkait pemusnahan begitu banyak putra liar Poseidon oleh pahlawan yang lebih mulia.
Termasuk hilangnya begitu banyak tempat yang dicintai oleh Poseidon sendiri. Hal itu sebenarnya adalah legenda untuk menggantikan bentuk pemujaan lama dengan yang lebih baru.
Bukan Perubahan Iklim yang Pengaruhi Gunung Es Terbesar di Antartika, Lalu Apa?
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR