Pada umumnya, hari-hari biasa berkisar pada pelatihan, belajar, dan memenuhi tugas kepada keluarga dan tuannya.
Hari biasanya dimulai saat fajar, dengan samurai muda yang terbangun karena suara lonceng kuil atau ayam berkokok. Rutinitas pagi termasuk mandi, diikuti dengan sarapan sederhana, seringkali terdiri dari nasi, acar sayur, dan ikan.
Kebersihan dan diet seimbang dianggap penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik yang baik.
Setelah sarapan, samurai muda akan memulai latihan bela diri mereka. Latihan bisa melibatkan berlatih ilmu pedang, memanah, atau bentuk pertempuran lainnya. Semua pelatihan dilakukan di bawah pengawasan instruktur yang terampil.
Pelatihan sangat ketat dan menuntut, seringkali melibatkan latihan berulang selama berjam-jam untuk menyempurnakan teknik tertentu.
Terlepas dari pengerahan tenaga fisik, samurai muda diharapkan untuk mempertahankan sikap tenang dan fokus. Sikap itu mencerminkan disiplin mental yang dibutuhkan seorang pejuang.
Tengah hari akan membawa istirahat untuk makan siang, diikuti dengan masa istirahat. Setelah itu, samurai muda itu akan terlibat dalam studi akademis. Studi akademis yang diberikan seperti membaca dan menulis, mempelajari sastra klasik, atau berlatih kaligrafi.
Tujuannya bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan, tetapi untuk menumbuhkan pikiran yang halus dan berbudaya.
Malam hari mungkin dihabiskan untuk belajar lebih lanjut atau lebih banyak latihan fisik. Setelah makan malam, mungkin ada waktu untuk kegiatan santai. Saat itu mereka bisa memainkan alat musik, menulis puisi, atau bermain go.
Kegiatan ini tidak hanya untuk hiburan, tapi jadi cara untuk menumbuhkan kepekaan artistik dan pemikiran strategis.
Sebelum tidur malam, samurai muda mungkin melakukan meditasi atau latihan spiritual lainnya. Waktu sebelum tidur itu adalah waktu untuk refleksi dan introspeksi, cara untuk memupuk kedamaian batin dan ketahanan mental.
Kehidupan sosial yang diatur dengan ketat
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR