Sebagai perbandingan, kekuatan fisik Odin sepertinya tidak dapat menandingi kekuatan petir Zeus. Dewa terkuat dalam Mitologi Yunani ini memiliki reputasi pertempuran yang hebat, bahkan makhluk abadi purba dan musuh terbesar Zeus di seluruh alam semesta pun takluk.
Satu-satunya harapan bagi Odin adalah tombak kuno misteriusnya, Gungnir, yang mungkin dapat bertahan melawan petir.
Namun, sebagai sebuah mahakarya dari pengrajin terhebat, para cyclops, petir Zeus adalah saingan yang sulit untuk dikalahkan.
Menurut Rhys, meskipun berhasil menumbangkan Ymir, kekuatan Odin masih diragukan. Sebab tidak dijelaskan secara rinci bagaimana ia mengalahkan Ymir.
Kekuatan Magis Zeus vs. Odin
Odin tak tertandingi dalam kehebatan magis dan kemampuannya untuk memahami rune. Dengan kemampuan ini, ada kemungkinan ia bisa mengalahkan Zeus.
Karena rune memungkinkan pembacanya untuk memahami dan menggunakan sihir, Odin dapat dengan mudah melawan petir Zeus.
Namun, menurut Rhys, meskipun Odin memiliki kekuatan sihir yang hebat, kekuatan tersebut tidak setara dengan kemampuan kenabian Zeus.
“Dengan kemampuannya, Zeus mampu memastikan semua bahaya di masa depan. Hal ini memungkinkannya untuk bersiap-siap atau menghindari pertempuran,” jelas Rhys.
Jadi, dalam hal kekuatan magis, adalah hal sulit untuk menentukan siapa yang akan menang atau kalah dalam pertandingan ini.
Pertarungan Akal dan Kebijaksanaan
Menurut Rhys, tidak akan ada pemenang yang jelas dalam pertempuran ini, “karena kedua dewa ini dikenal licik dan bijaksana.”
Meskipun bijaksana, Zeus biasanya menggunakan kekuatannya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak memiliki kecintaan untuk belajar seperti yang dimiliki Odin.
Odin si mata satu mengorbankan matanya untuk mendapatkan kebijaksanaan atas segala sesuatu di seluruh dunia, “hal ini menunjukkan betapa pentingnya kebijaksanaan baginya.”
Dalam hal kepemimpinan, baik Zeus maupun Odin memiliki pijakan yang sama karena kedua dewa ini memiliki banyak pengalaman.
Mereka telah menjadi yang terbaik dalam memimpin rekan-rekan mereka di medan perang dan juga memerintah dunia.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR