Ada penjelasan kurang menarik di balik legenda itu. Alih-alih monster laut, makhluk yang dimaksud oleh sejarawan kuno mungkin hiu, lumba-lumba, paus, atau penghuni laut normal lainnya.
Aleksander Agung dan monster laut Alexandria
Pengepungan Tirus bukan satu-satunya momen di mana Aleksander dikatakan bertemu dengan monster laut. Menurut cendekiawan Arab Ibn Khaldun, dia melihat beberapa makhluk air mitos di Mesir.
Faktanya, Ibn Khaldun mengeklaim bahwa monster laut awalnya menghentikan pembangunan Alexandria. Lalu Aleksander Agung menemukan cara untuk menakut-nakuti monster itu dan mengusirnya dari daerah tersebut.
“Monster laut mencegah Aleksander membangun Alexandria,” tulis sarjana itu. “Dia mengambil wadah kayu yang di dalamnya ada kotak kaca dan menyelam ke dalamnya hingga ke dasar laut. Di sana dia menggambar monster jahat yang dilihatnya.”
Menurut Ibn Khaldun, dia kemudian membuat patung logam dari hewan-hewan ini dan memasangnya di seberang tempat pembangunan sedang berlangsung. Ketika para monster keluar dan melihat patung-patung itu, mereka melarikan diri. Dengan demikian Aleksander dapat menyelesaikan pembangunan Aleksandria.
Mitos saudari Aleksander Agung yang menjadi putri duyung
Tampaknya kisah hidup Aleksander Agung dari Makedonia tidak pernah jauh dari mitos dan legenda. Selain monster laut, ada legenda soal saudarinya, Tesalonika, yang menjadi putri duyung.
Menyusul kematian Aleksander Agung, saudara perempuannya, yang diliputi kesedihan, berusaha mengakhiri hidupnya dengan terjun ke laut. Namun, alih-alih menemui ajal, dia berubah menjadi putri duyung.
Menurut legenda, putri duyung itu ditakdirkan untuk menghakimi para pelaut selama berabad-abad. Dalam bentangan luas tujuh lautan, tidak terhitung jumlah pelaut yang dihakimi oleh saudari Aleksander Agung itu.
Saat bertemu dengan para pelaut, sang putri duyung mengajukan pertanyaan, “Apakah Raja Aleksander masih hidup?”
Ia akan senang bila mendapatkan jawaban: “Dia hidup, memerintah dan menaklukkan dunia.” Kemudian putri duyung akan membiarkan kapal dan awaknya berlayar dengan aman di perairan yang tenang.
Bila jawabannya berbeda, maka kemungkinan besar pelaut membangunkan sosok Gorgon yang murka. Putri duyung yang murka itu pun bertekad untuk mengirim kapal dan para pelautnya ke kedalaman di bawah laut.
Prestasi Aleksander Agung sebagai seorang pemimpin militer dari dunia kuno sangat melegenda. Bahkan setelah kematiannya, ia terus menginspirasi hingga kini.
Aleksander Agung tidak puas hanya dengan mempertahankan kerajaannya; dia ingin memperluasnya. Dia meluncurkan serangkaian kampanye militer, dimulai dengan invasi ke Persia pada tahun 334 Sebelum Masehi. Dalam waktu singkat, ia menaklukkan banyak wilayah.
Luasnya daerah kekuasaan Alexander Agung membuat posisinya diperebutkan para jenderalnya setelah ia meninggal.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR