Nationalgeographic.co.id—Firaun sangat berperan penting sebagai perantara masyarakat dengan para dewa dan dewi dalam sejarah Mesir kuno. Agama Mesir kuno adalah salah satu sistem kepercayaan paling kompleks dan menarik. Orang Mesir percaya pada banyak dewa dan dewi, yang dianggap mengendalikan semua aspek kehidupan.
Orang Mesir Kuno juga percaya akan kehidupan setelah kematian merupakan bagian utama dari agama mereka. Mereka adalah penganut politeisme, yang berarti percaya pada banyak dewa.
Dewa-dewa ini sering berwujud manusia dan dianggap mengendalikan berbagai aspek alam seperti matahari, bulan, sungai, pertanian, dan sebagainya. Tidak semua dewa dan dewi Mesir diperlakukan dengan rasa hormat atau penghormatan yang sama di semua bagian Mesir.
Beberapa contohnya adalah Taweret (dewi kelahiran yang sama dengan kuda nil), Bes (dewa kesuburan kerdil berjanggut), dan Bastet (dewi kucing). Dewa-dewa ini tidak memiliki kuil atau pendeta mereka sendiri. Jadi orang biasa membangun tempat suci di rumah mereka sendiri untuk menghormati dewa-dewa ini.
Beberapa dewa lain penting di daerah tertentu, sehingga dapat memiliki kuil kecil dengan pendeta. Di antaranya adalah Hathor (dewi kesuburan berkepala sapi di Dendera), Horus (dewa berkepala elang di Edfu), dan Khnum (dewa berkepala domba jantan di Elephantine).
Sebagian dewa terpilih sangat penting sehingga pemujaan mereka didukung oleh pemerintah. Dengan membangun kuil-kuil besar untuk mereka di seluruh Mesir, dan membayar para pendeta untuk mengatur kompleks mereka secara penuh waktu.
Masing-masing dewa ini dulunya hanya penting secara regional, tetapi lama kelamaan menjadi terkenal. Jenis dewa ini paling terkenal karena begitu banyak peninggalan kuil mereka yang telah ditemukan.
Termasuk dewa Atum (dewa matahari pencipta yang berasal dari Heliopolis), Ptah (dewa pencipta yang berasal dari Memphis), dan Amun (dewa tertinggi yang berasal dari Thebes).
Peran Firaun
Firaun adalah kepala negara dan pemimpin agama bagi masyarakat Mesir Kuno. Mereka dianggap sebagai keturunan langsung para dewa, sehingga mereka memiliki peran yang sangat penting dalam agama.
Firaun bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan di dunia dan menjaga ketertiban. Mereka melakukan ini dengan melakukan ritual keagamaan, yang dirancang untuk menyenangkan para dewa dan memastikan bahwa mereka terus melindungi dan memberkati Mesir.
Duat
Orang Mesir percaya bahwa para dewa dan dewi menghuni dunia fisik kehidupan sehari-hari, serta dunia spiritual. Beberapa dewa dalam sejarah Mesir kuno, seperti Anubis dan Osiris, juga ada di tempat yang disebut Duat.
Duat adalah dunia bawah dalam kepercayaan agama Mesir. Tempat yang gelap dan berbahaya yang dianggap terletak di bawah bumi. Untuk mencapai akhirat, seseorang harus melewati Duat.
Penciptaan Dunia
Orang Mesir tidak memiliki satu cerita pun untuk menjelaskan penciptaan dunia. Sebaliknya, dewa yang berbeda tampaknya telah dianggap sebagai 'dewa pencipta' pada waktu yang berbeda sepanjang sejarah Mesir.
Masing-masing situs keagamaan penting cenderung memiliki versi mitosnya sendiri di mana dewa khusus mereka memainkan peran utama.
Terlepas dari hal itu, orang Mesir percaya bahwa para dewa telah menciptakan dunia dari kekacauan. Awalnya, hanya ada kegelapan dan air.
Kemudian, dewa Atum muncul dari air dan menciptakan daratan. Ben atau 'gundukan suci' dianggap sebagai sebidang tanah pertama yang dibuat Atum.
Dia juga menciptakan Shu (dewa udara) dan Tefnut (dewi kelembapan). Shu dan Tefnut kemudian melahirkan Geb (dewa bumi) dan Nut (dewi langit).
Keempat dewa ini mewakili elemen dasar penciptaan: bumi, udara, dan air. Atum kemudian menciptakan manusia dari tubuhnya sendiri. Dia meniupkan kehidupan ke dalam mereka, dan mereka mulai hidup.
Ennead
Kelompok dewa terpenting dalam agama Mesir Kuno dikenal sebagai Ennead. Kelompok ini terdiri dari sembilan dewa yang dianggap bertanggung jawab atas penciptaan dan pemeliharaan alam semesta.
Ennead termasuk Atum, Shu, Tefnut, Geb, Nut, Osiris, Isis, Set, dan Nephthys. Dewa-dewa ini sering digambarkan dalam seni sebagai manusia berkepala binatang.
Peran Sihir dalam Sejarah Mesir kuno
Sihir juga merupakan bagian penting dari agama Mesir Kuno. Orang Mesir percaya bahwa sihir dapat digunakan untuk mengendalikan orang lain dan membuat mereka melakukan apa yang mereka inginkan.
Keyakinan ini mengarah pada pengembangan berbagai praktik magis, seperti mantra dan pesona.
Orang Mesir menggunakan kata 'Heka' untuk sihir. Ini menunjukkan serangkaian praktik magis yang digunakan untuk berbagai tujuan, seperti melindungi, menyembuhkan orang sakit, membuat seseorang jatuh cinta padamu, mengusir roh jahat, atau membawa keberuntungan.
Peran Para Pendeta
Pendeta memainkan peran yang sangat penting dalam agama Mesir Kuno. Mereka bertanggung jawab untuk melakukan ritual dan mereka juga bertindak sebagai mediator antara manusia dan para dewa.
Para pendeta biasanya laki-laki, tetapi ada juga beberapa pendeta wanita. Peran pendeta adalah bertindak sebagai pelayan dewa, seperti halnya budak melayani tuannya dalam kehidupan nyata.
Setiap hari, para pendeta harus melakukan ritual yang melibatkan persembahan makanan dan minuman kepada patung dewa untuk 'makan dan minum'.
Tindakan ini mungkin tampak aneh bagi kita, tetapi orang Mesir benar-benar percaya bahwa para dewa ada di batu representasi para dewa dan bahwa jika ritual ini tidak dilakukan, para dewa akan menjadi marah, dan bencana akan menimpa kerajaan.
Ritual ini dianggap sangat penting sehingga biasanya dilakukan oleh imam besar yang bertindak atas nama firaun sendiri. Selain itu, hanya firaun dan imam besar yang diizinkan memasuki tempat suci terdalam dari kuil, tempat patung dewa itu berada.
Para pendeta diharuskan mencukur seluruh tubuh mereka, karena hal ini dianggap akan membuat mereka lebih murni dan lebih mampu berkomunikasi dengan para dewa.
Ada juga ritual dan upacara rumit yang terkait dengan proses mumifikasi. Ritual ini untuk melestarikan tubuh setelah kematian agar bisa digunakan di akhirat.
Mumifikasi adalah proses yang panjang dan rumit yang biasanya membutuhkan waktu sekitar 70 hari bagi para pendeta untuk menyelesaikannya.
Peran Kuil
Kuil sangat penting dalam agama Mesir Kuno. Tempat di mana orang bisa pergi untuk menyembah dewa dan memberi mereka hadiah. Kuil juga digunakan untuk penyimpanan, karena di dalamnya terdapat banyak barang berharga milik para dewa.
Banyak kuil Mesir memiliki perpustakaan tempat menyimpan pengetahuan penting, baik yang tertulis di atas papirus atau di prasasti.
Kuil terbesar di Mesir Kuno adalah kuil Amun di Karnak. Kuil ini panjangnya lebih dari 500m dan berisi lebih dari 100 kamar. Itu adalah salah satu tempat paling suci di seluruh Mesir.
Namun, kepercayaan terpenting adalah bahwa bangunan kuil dalam sejarah Mesir kuno dianggap sebagai rumah dewa. Kuil dirancang dan dibangun dengan sangat hati-hati untuk mencerminkan kepercayaan ini.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR