Teori lain menyebutkan campak atau cacar, keduanya dapat menimbulkan gejala serupa dengan yang dijelaskan oleh Thucydides. Penyakit-penyakit ini, khususnya pada populasi yang belum pernah terpapar sebelumnya, bisa sangat mematikan dan menyebar dengan cepat.
Namun, kronologi kemunculan penyakit-penyakit ini, terutama dalam konteks Dunia Lama, masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan dan ahli epidemiologi.
Dalam beberapa tahun terakhir, dengan kemajuan dalam arkeologi molekuler, para ilmuwan telah berupaya mengekstraksi DNA dari situs pemakaman yang diyakini terkait dengan wabah tersebut.
Meskipun upaya-upaya ini telah memberikan wawasan berharga mengenai kesehatan dan genetika populasi purba, bukti pasti yang menghubungkan patogen tertentu dengan Wabah Athena masih sulit dipahami.
Kapan Wabah Athena Berakhir?
Wabah di Athena berlangsung selama kurang lebih lima tahun, menyebabkan masyarakat terkena berbagai gelombang penyakit.
Wabah awal yang terjadi antara tahun 430 hingga 428 SM sangat dahsyat. Kemudian terjadi lagi, meski tidak terlalu parah, hingga sekitar tahun 426 SM.
Berakhirnya epidemi yang membawa bencana ini, seperti asal muasalnya, masih diselimuti misteri dengan beberapa faktor yang berpotensi berkontribusi terhadap penurunan epidemi ini.
Salah satu penjelasan yang masuk akal terletak pada perkembangan alami penyakit ini. Epidemi sering kali mengikuti pola yang menurun setelah sebagian besar penduduk meninggal atau bertahan dari penyakit tersebut, dan kemudian mengembangkan kekebalan.
Dengan semakin sedikit individu yang rentan terhadap patogen yang dapat menginfeksi, tingkat penularan dapat menurun, sehingga wabah ini dapat berakhir secara alami.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR