Menurut para peneliti, memasukkan tujuan yang jelas dan program pemantauan jangka panjang ke dalam tahap perencanaan akan meningkatkan hasil restorasi di Indonesia secara signifikan.
Hal yang sama juga dengan memprioritaskan pertukaran pengetahuan dan keterlibatan dengan komunitas ilmiah internasional.
"Hal ini akan memungkinkan negara ini untuk mencapai potensi besarnya sebagai pemimpin global dalam membangun kembali terumbu karang yang rusak," menurut para peneliti.
Kerusakan terumbu karang
Seperti diketahui, terumbu karang di Indonesia setidaknya seluas 39.538 kilometer persegi. Jumlah tersebut mencakup 16% dari total luas terumbu global dan diakui sebagai salah satu ekosistem paling beragam di dunia.
Sayangnya, terumbu karang di banyak wilayah pesisir Indonesia juga telah rusak parah akibat faktor antropogenik.
Tekanan yang menyebabkan kerusakan termasuk penyebab tekanan lokal seperti polusi, eutrofikasi, penangkapan ikan yang berlebihan, dan praktik penangkapan ikan yang merusak. Kemudian tekanan global yang menyebabkan pemutihan massal, terkait dengan perubahan iklim.
Hampir seperempat dari 270 juta penduduk Indonesia tinggal di pantai dan wilayah pesisir dalam radius 30 km dari terumbu karang. Jumlah tersebut merupakan populasi manusia terbesar yang hidup di terumbu karang dibandingkan negara mana pun di dunia.
Karena tingginya konsentrasi penduduk di dekat pantai, lebih dari 95% terumbu karang di Indonesia berada dalam ancaman, terutama akibat penangkapan ikan yang berlebihan dan destruktif.
Meskipun penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak sudah dinyatakan ilegal sejak tahun 1985, praktik ini masih menjadi ancaman besar dan luas terhadap terumbu karang di Indonesia.
Di banyak kawasan terumbu karang yang rusak di Indonesia, pemulihan ekosistem alami terhambat karena terbentuknya hamparan puing-puing yang tidak terkonsolidasi.
Source | : | Marine Policy |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR