Nationalgeographic.co.id—Centauridae atau Centauress adalah makhluk fantastis dalam mitologi Yunani yang berwujud separuh wanita, separuh kuda. Wujud tersebut seperti halnya Centaur yang lebih identik dengan makhluk separuh manusia dan separuh kuda yang berjenis kelamin laki-laki.
Dalam bahasa Yunani kuno, Centauridae disebut Κενταυρίδες atau centauresses. Mereka muncul pertama kali dalam mitologi Yunani sebagai anggota suku Centauroi.
Anehnya, Centauridae hanya sesekali disebutkan dalam sumber tertulis, namun mereka sering muncul dalam seni Yunani dan mosaik Romawi.
Centaur wanita yang paling sering muncul dalam sastra adalah Hylonome, istri centaur Cyllarus. Makhluk setengah wanita dan setengah kuda ini hidup di pegunungan dan hutan di wilayah Thessaly, Yunani.
Centauridae mewakili kontras antara sifat hewani manusia yang rendah dan perilaku beradab
Centaur dikatakan berasal dari suku Centauroi. Mereka membuat rumah di gua. Mereka berburu binatang liar, menggunakan batu dan dahan pohon sebagai senjata.
Salah satu mitos centaur adalah bahwa Centaurus, keturunan Raja Ixion, dikawinkan dengan bidadari yang dikenal sebagai Nephele. Bidadaris itu diciptakan Zeus mirip dengan permaisurinya, Hera.
Centaur yang dihasilkan dari pasangan itu ditinggalkan di Gunung Pelion, tempat putri centaur abadi Chiron merawat mereka. Centaur terkenal sebagai pengikut Dionysus, dewa anggur dan pesta pora di dalam mitologi Yunani.
Oleh karena itu, mereka digambarkan sebagai orang yang buas, gaduh, dan riuh dengan tingkah lakunya karena sifat separuh binatangnya. Implikasinya jelas bagi semua orang yang bisa memahami maknanya.
Meskipun secara teknis tidak dianggap sebagai Centauridae, Medusa pada penggambaran awal digambarkan dengan tubuh bagian bawah kuda dan tubuh bagian atas seorang wanita.
Medusa adalah monster wanita menakutkan yang ditampilkan dalam banyak kisah dalam mitologi Yunani. Ia adalah monster dengan rambut ular yang dapat membekukan orang menjadi batu.
Centauridae dari Mitologi Yunani terkenal karena keindahannya
Centauridae atau Kentauride mengacu secara khusus pada perempuan dari suku Centauroi atau Kentauroi. Centauress adalah istilah yang lebih umum dalam bahasa Inggris.
Meskipun mereka hanya berperan kecil dalam mitologi Yunani, penggambaran mereka dalam seni cukup mencolok karena keindahannya. Beberapa penulis Yunani kuno memberikan perhatian khusus pada bentuknya.
Ahli retorika Yunani Philostratus the Elder, yang hidup pada abad ketiga M, menceritakan tentang penampilan fisik Centauride. Ia mencatat keberadaan mereka di Gunung Pelion, seolah-olah menggambarkan lukisan Yunani kuno yang terletak di Neapolis (Naples).
Dalam karyanya, ia mendeskripsikan betapa cantiknya Centauridae. Meskipun mereka adalah kuda, tapi berkilau seperti bulu kuda yang dirawat dengan baik.
Centauridae memiliki tubuh bagian bawah seekor kuda betina putih, ada pula yang melekat pada kuda betina coklat, dan ada pula yang berbintik.
Ada juga Centaur betina berkulit putih yang tumbuh dari kuda betina hitam, dan pertentangan warna membantu menghasilkan keindahan yang menyatu secara keseluruhan.
Dia menyatakan bahwa dahulu orang berpikir Kentauroi (Centaur) berasal dari pohon, batu, atau bahkan hanya dari kuda betina. Kuda betina ini konon dicover oleh anak Ixion, yang membuat Kentauroi yang awalnya adalah makhluk tunggal memiliki sifat ganda.
"Tapi pada akhirnya, seperti yang kita lihat, mereka memiliki ibu dari jenis yang sama dan istri selanjutnya serta anak kuda sebagai keturunan mereka dan tempat tinggal yang sangat menyenangkan," kata Philostratus.
"Karena saya pikir kita tidak akan merasa bosan dengan (gunung) Pelion dan hidup di sana beserta tanahnya yang subur yang menyediakan batang tombak yang lurus dan pada saat yang bersamaan tidak patah di ujung tombak."
“Kehalusan wujud kewanitaannya semakin kuat ketika kudanya terlihat bersatu dengannya.”
Pelion adalah sebuah gunung di Yunani, terletak di semenanjung Magnesia di Thessaly, bagian tengah utara negara tersebut. Pelion diyakini sebagai tempat tinggal suku Centauroi.
Menurutnya, gua-guanya sangat indah dengan mata air dan Centauridae di sebelahnya. "Seperti Naides (Naiads) jika kita mengabaikan bagian kuda dari mereka," tambahnya.
"Atau seperti Amazones (pengendara kuda) jika kita mempertimbangkan mereka bersama tubuh kuda mereka; karena kelembutan bentuk perempuan mereka menjadi lebih kuat ketika kuda terlihat bersatu dengannya."
Ia melanjutkan dengan menggambarkan bayi centaur dan centauridae, dengan mengatakan “Dari bayi Kentauroi di sini ada yang berbaring terbungkus lampin, ada yang sudah melepas lampinnya, ada yang tampak menangis, ada yang bahagia dan tersenyum sambil menghisap payudara yang mengalir."
"Beberapa di antara mereka bermain di bawah ibu mereka, sementara yang lain memeluk mereka ketika mereka berlutut. Sementara yang lain, ada yang melemparkan batu ke arah ibunya, karena dia sudah menjadi nakal."
Ia juga menjelaskan, bahwa tubuh bayi-bayi itu belum memperoleh bentuk yang pasti, karena masih banyak susu yang dapat menjadi makanan mereka.
Akan tetapi beberapa bayi yang sudah melompat-lompat memperlihatkan sedikit bulu lebat, dan telah menumbuhkan surai dan kuku, meskipun masih empuk.
Menurutnya, Centauridae sangat cantik. "Meskipun mereka adalah kuda; karena ada yang tumbuh dari kuda betina putih, ada yang menempel pada kuda betina kastanye, dan ada yang bulunya belang-belang, tapi berkilau seperti bulu kuda yang dirawat dengan baik," katanya.
"Ada juga Centauroi betina berkulit putih yang tumbuh dari kuda betina hitam, dan perpaduan warna tersebut membantu menghasilkan keindahan yang menyatu.”
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR