Lanskap budaya Athena pada masa ini juga tak kalah semaraknya. Kota ini merupakan pusat bagi penulis naskah drama, filsuf, dan seniman.
Pengaruh Pericles meluas ke bidang pendidikan dan seni. Dia memupuk lingkungan di mana seni dan kegiatan intelektual berkembang.
Periode ini menyaksikan pertumbuhan retorika dan filsafat, dengan didirikannya sekolah-sekolah dan forum-forum publik untuk berdebat dan berdiskusi.
Pandangan Politik Pericles yang Kontroversial
Visi demokrasi Pericles revolusioner pada masanya dan sangat berpengaruh dalam perkembangan masyarakat Athena.
Prinsip demokrasinya berakar pada keyakinan bahwa semua warga negara, terlepas dari kekayaan atau status sosialnya, harus memiliki peran yang setara dalam pemerintahan negara.
Visi ini tercermin dalam serangkaian reformasi yang ia terapkan untuk memperluas partisipasi dalam demokrasi Athena.
Inti dari reformasi demokrasi Pericles adalah gagasan 'isonomia', atau persamaan di depan hukum. Ia meyakini keterlibatan setiap warga negara, tidak hanya elite, sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan negara.
Keyakinan ini mendorong diperkenalkannya langkah-langkah yang memungkinkan partisipasi warga negara yang lebih luas dalam proses politik.
Salah satu reformasinya yang paling signifikan adalah penerapan gaji pejabat publik dan juri sekitar tahun 450 SM.
Hal ini memastikan bahwa warga negara yang kurang mampu pun mampu berpartisipasi dalam tugas-tugas sipil, sehingga secara efektif mendemokratisasi sistem politik dan mengurangi dominasi elite kaya.
Pericles juga memperjuangkan majelis (ekklesia) sebagai badan pengambilan keputusan utama di Athena, di mana setiap warga negara laki-laki mempunyai hak untuk berbicara dan memilih.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR