Majelis ini menjadi landasan demokrasi Athena, yang memungkinkan adanya bentuk pemerintahan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya pada saat itu.
Di bawah Pericles, majelis memperoleh peningkatan kekuasaan dan pengaruh, membuat keputusan penting mengenai hukum, perang, dan kebijakan luar negeri.
Pendekatannya terhadap kepemimpinan dalam kerangka demokrasi juga patut diperhatikan. Pericles dikenal karena pidatonya yang persuasif, yang ia gunakan untuk berinteraksi dengan warga dan mempengaruhi majelis.
Ia menghormati proses demokrasi dan pendapat-pendapat DPR, meskipun pendapat-pendapat tersebut bertentangan dengan pandangannya sendiri.
Orasi Pemakamannya yang terkenal, sebagaimana dicatat oleh Thucydides, merangkum cita-cita demokrasinya, menekankan keunggulan cara hidup dan pemerintahan Athena.
Namun, visi demokrasi Pericles bukannya tanpa kritik. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa gaya kepemimpinannya mendekati populisme dan kebijakannya terkadang terlalu radikal.
Mereka berpendapat bahwa pengaruhnya terhadap dewan dan masyarakat begitu kuat sehingga terkadang menutupi proses demokrasi itu sendiri.
Kepemimpinan Militernya selama Perang Peloponnesia
Pendekatan Pericles terhadap kepemimpinan militer mencerminkan visinya yang lebih luas untuk Athena, dengan memprioritaskan stabilitas dan kemakmuran kota dalam jangka panjang.
Selama Perang Peloponnesia Pertama, Pericles memimpin beberapa kampanye militer. Strateginya dicirikan oleh kombinasi kekuatan angkatan laut dan pertempuran darat yang selektif.
Menyadari supremasi angkatan laut Athena, ia fokus pada perlindungan rute laut dan memperluas pengaruh Athena di Laut Aegea.
Pendekatan ini efektif dalam melawan Liga Peloponnesia yang dipimpin Spartan, meskipun mereka unggul dalam peperangan berbasis darat.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR