Jugurtha, yang berpura-pura lemah dan tidak mau menyerang, mundur ke pedesaan. Merasakan kemenangan, Aulus menghentikan pengepungan dan pengejaran. Saat Aulus melakukan kesalahan besar, Jugurtha menyuap beberapa perwira sekutu untuk meninggalkan pos mereka.
Dua kelompok Luguria dan satu skuadron kavaleri Thrakia membelot ke sisinya. Kepala perwira memastikan bahwa bentengnya tidak dijaga, dan pasukan Numidia mampu memanjat tembok dan menyerbu kamp Romawi. Keesokan harinya Jugurtha memaksa Aulus untuk menyerah.
Jadi, baik Albinus maupun saudaranya Aulus, sama-sama tidak mencapai kemajuan besar di Numidia. Mereka akhirnya terusir dari wilayah Afrika itu.
Pada tahun 109 SM, setelah upaya-upaya sebelumnya gagal, Kekaisaran Romawi mengirimkan Senator Quintus Caecilius Metellus Numedicus ke Numidia. Quintus memulai kampanyenya di Numidia dan membuat beberapa tanda kemajuan.
Metellus adalah pria cerdas yang tidak bisa disuap. Oleh karena itulah, dia bisa membawa kemajuan dalam peperangan melawan Jugurtha.
Pada 107 SM Metellus digantikan oleh Gaius Marius yang terkenal, yang kembali dari Roma setelah terpilih sebagai konsul di sana. Di bahwa periode Gaius Marius inilah Jugurtha akhirnya dikhianati oleh menantunya dan dibawa ke Roma dengan rantai.
Jugurha akhirnya meninggal pada sekitar tahun 104 SM di penjara Romawi. Maka berakhirlah kehidupan salah satu musuh paling licik Kekaisaran Romawi.
Melirik Kasus Codeblu, Dulu Pengulas Makanan Justru Sangat Menjaga Anonimitas, Kenapa?
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR