Nationalgeographic.co.id–Ketika mendengar kata “abracadabra”, Anda mungkin akan membayangkan seorang pesulap sedang melakukan triknya.
Kata itu sendiri memang aneh, namun kini menjadi sinyal universal tentang hal yang dianggap mustahil.
Para ahli memperdebatkan asal muasal abracadabra. Dan tidak dapat disangkal jika kata abracadabra digunakan sejak lama. Bagaimana sejarahnya?
Abracadabra pertama kali muncul dalam tulisan Quintus Serenus Sammonicus lebih dari 1.800 tahun yang lalu. “Kata ini menjadi obat ajaib untuk demam,” tulis Tom Metcalfe di laman National Geographic.
Dia adalah guru bagi anak-anak yang menjadi kaisar Roma, Geta dan Caracalla. Posisi istimewanya dalam keluarga bangsawan kaya menambah arti penting kata-katanya.
Dalam sebuah buku berjudul Liber Medicinalis (Buku Kedokteran), Serenus menyarankan untuk membuat jimat berisi perkamen bertuliskan kata ajaib. Jimat ini harus digantung di leher penderita.
Kata-kata berikut harus dituliskan dalam bentuk segitiga yang mengarah ke bawah. Jimat itu terdiri dari 11 baris, ditulis hingga tidak ada lagi karakter yang tersisa pada kata tersebut. Dan dengan cara yang sama, kata Serenus, demamnya juga akan hilang.
ABRACADABRA
ABRACADABR
ABRACADAB
AB
A
Sebuah kata melawan roh jahat
Menurut penelitian terbaru, versi abracadabra juga muncul dalam papirus Mesir yang ditulis dalam bahasa Yunani dari abad ketiga Masehi.
Dalam versi itu, huruf vokal di awal dan akhir abracadabra dihilangkan di baris berikutnya. Dan dalam kodeks Koptik dari abad ke-6, kata ini juga ditemukan.
Bagi penganut ilmu sihir Yunani kuno, variasi penulisan kata dalam segitiga yang mengarah ke bawah membentuk gugus anggur atau bentuk hati.
Cara ini merupakan cara menuliskan mantra lisan yang mengulangi dan menghilangkan nama roh jahat. Roh-roh tersebut dianggap menyebabkan penyakit. Kedua versi mantra abracadabra ini dianggap dapat menyembuhkan demam dan penyakit lainnya.
“Abracadabra adalah sebuah apotropaic, sebuah kata yang dapat mencegah hal-hal buruk,” jelas Elyse Graham, sejarawan bahasa di Stony Brook University. Graham mencatat bahwa asal-usul kata ini telah banyak diperdebatkan.
Ada yang mengira abracadabra berasal dari frasa Ibrani ebrah k'dabri dan berarti Aku menciptakan ketika aku berbicara.
Sementara yang lain berpendapat itu berasal dari avra gavra, sebuah frasa bahasa Aram yang berarti Aku akan menciptakan manusia. Kata-kata tersebut diucapkan Tuhan pada hari keenam penciptaan.
Yang lain lagi mencatat kesamaannya dengan avada kedavra atau kutukan pembunuh dalam buku Harry Potter. Menurut penulis J.K Rowling. avada kedavra berasal dari bahasa Aram yang berarti biarkan benda itu dihancurkan.
Sejarawan abad pertengahan, Don Skemer, berpendapat bahwa abracadabra dapat berasal dari frasa Ibrani ha brachah dabarah. Frasa tersebut berarti nama yang diberkati dan dianggap sebagai nama ajaib.
“Saya pikir penjelasan ini masuk akal karena nama dewa merupakan sumber penting kekuatan supernatural untuk melindungi dan menyembuhkan. Seperti yang kita lihat dalam sihir kuno, abad pertengahan, dan modern,” katanya.
Bagi orang-orang Kristen awal, nama-nama yang berasal dari bahasa Ibrani mempunyai reputasi yang penting. Pasalnya bahasa Ibrani adalah bahasa Tuhan.
“Obat” yang diucapkan
Abracadabra tampaknya masih mempertahankan fungsinya sebagai obat ajaib melawan penyakit selama berabad-abad. Sebuah manuskrip Yahudi abad ke-16 dari Italia mencatat versi mantra abracadabra sebagai jimat pencegah demam.
Penulis Daniel Defoe, dalam A Journal of the Plague Year, menyebutkan bahwa kata tersebut digunakan di London pada abad ke-17. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan.
“Seolah-olah wabah itu bukan dari tangan Tuhan, melainkan semacam kerasukan roh jahat. Maka harus dicegah dengan tanda silang, tanda-tanda zodiak, kertas yang diikat dengan banyak simpul, dan kata-kata atau gambar tertentu tertulis di atasnya. Khususnya kata abracadabra, yang dibentuk dalam segitiga atau piramida.”
Namun kata tersebut tampaknya telah kehilangan keampuhannya sebagai obat. Pada awal tahun 1800-an, kata tersebut muncul dalam drama panggung yang ditulis oleh William Thomas Moncrieff.
Dalam drama tersebut, abracadabra digunakan sebagai kata yang biasa diucapkan para pesulap.
Satu-satunya referensi penting di abad ke-20 mungkin ada pada agama Thelema yang dibentuk pada awal tahun 1900-an oleh Aleister Crowley.
Para okultis sering menggunakan kata abrahadabra dalam bukunya Liber Al Vel Legis (Kitab Hukum) tahun 1904. Mereka menyebutkan bahwa kata itu adalah nama zaman baru umat manusia yang diperoleh dari sistem numerologi Hermetic Qabalah.
Sejarah kata abracadabra: digunakan oleh pesulap
Sejarawan Graham mencatat bahwa sihir dianggap berguna sebagai pengobatan sebelum adanya perkembangan medis modern.
“Dulu kita membutuhkan sihir untuk melakukan berbagai hal, namun sekarang kita memiliki obat yang lebih baik,” katanya.
Dan itu berarti abracadabra terdegradasi ke ranah sulap panggung dan trik sulap. “Sekarang sulap lebih tentang tontonan dan pengalih perhatian.”
Jika abracadabra masih mempunyai pengaruh, mungkin karena tidak ada yang tahu pasti apa maksudnya.
“Sebuah kata ajaib memberikan kekuatan kepada pesulap, sementara orang luar tidak mengetahui apa itu,” kata Graham. “Itu memberi penyihir kekuatan di mata orang lain.”
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR