Nationalgeographic.co.id—Lebih dari tiga dekade setelah kematiannya, Pablo Escobar tetap terkenal seperti saat ia berada di masa kejayaannya. Keterikatannya dalam budaya populer sebagian besar berkat buku, film, dan lagu yang tak terhitung jumlahnya.
Berikut beberapa fakta tentang kehidupan yang luar biasa dari sang raja kokain Pablo Escobar.
Putra petani yang menggapai kekuasaan
“Escobar, putra seorang petani dan guru sekolah, memulai kehidupan kriminalnya saat masih remaja,” tulis Amy Tikkanen di laman Britannica.
Menurut beberapa laporan, skema ilegal pertamanya adalah menjual ijazah palsu. Dia kemudian melakukan pemalsuan rapor sebelum menyelundupkan peralatan stereo dan mencuri batu nisan untuk dijual kembali.
Escobar juga mencuri mobil dan pelanggaran inilah yang mengakibatkan penangkapan pertamanya pada tahun 1974. Tak lama kemudian, ia menjadi penyelundup narkoba.
Pada pertengahan tahun 1970-an ia membantu mendirikan organisasi kejahatan yang kemudian berkembang menjadi kartel Medellin.
Mucho dinero
Pada puncak kekuasaannya, kartel Medellin mendominasi perdagangan kokain, menghasilkan sekitar AS$420 juta per minggu. “Prestasi” itu menjadikan pemimpinnya salah satu orang terkaya di dunia.
Dengan kekayaan yang dilaporkan sebesar AS$25 miliar, Escobar mempunyai banyak uang untuk dibelanjakan. Gaya hidupnya yang mewah termasuk pesawat pribadi, rumah mewah, dan pesta mewah.
Pada akhir tahun 1980-an, dia memberikan penawaran untuk membayar utang negaranya sebesar AS$10 miliar. Namun hal itu akan dilakukan dengan satu syarat: dia dibebaskan dari perjanjian ekstradisi.
Baca Juga: La Catedral, Penjara Mewah yang Dirancang Khusus untuk Raja Kokain Pablo Escobar
Selain itu, ketika keluarganya melarikan diri pada tahun 1992–1993, Escobar dilaporkan membakar uang pecahan AS$2 juta untuk menjaga putrinya tetap hangat. Meski sudah berusaha sekuat tenaga, Escobar pun tidak bisa menghabiskan semua uang itu.
Sebagian besar uang tersebut disimpan di gudang dan ladang. Menurut saudara laki-lakinya, sekitar 10% atau AS$2,1 miliar, hilang setiap tahunnya. Entah itu dimakan tikus atau dihancurkan oleh cuaca.
Hacienda Napoles
Escobar memiliki sejumlah rumah megah, namun propertinya yang paling terkenal adalah perkebunan seluas 7.000 hektar yang dikenal sebagai Hacienda Napoles.
“Kediaman mewah sang raja kokain itu terletak di antara Bogot dan Medellin,” tambah Tikkanen.
Dilaporkan menelan biaya pembangunan sebesar AS$63 juta, kediaman mewah Escobar memiliki lapangan sepak bola, patung dinosaurus, danau buatan, serta arena adu banteng.
Di sana juga terdapat sisa-sisa koleksi mobil klasik yang hangus dan dihancurkan oleh kartel saingannya, landasan udara, lapangan tenis, dan kebun binatang.
Hacienda Napoles kemudian dijarah oleh penduduk setempat dan sekarang menjadi destinasi wisata yang populer.
Raja hutan
Kebun binatang pribadi Escobar adalah rumah bagi sekitar 200 hewan, termasuk gajah, burung unta, zebra, unta, dan jerapah. Sebagian besar hewan-hewan itu diselundupkan dengan menggunakan pesawat pengedar narkoba milik Escobar.
Setelah kematiannya pada tahun 1993, sebagian besar hewan dipindahkan ke kebun binatang. Namun, empat kuda nil tertinggal. Jumlah mereka segera bertambah banyak.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Seberapa Kaya Pablo Escobar pada Masa Kejayaannya?
Pada tahun 2016, lebih dari 40 kuda nil peninggalan Escobar tinggal di daerah tersebut. Hewan-hewan yang berpotensi berbahaya ini telah merusak peternakan dan menimbulkan ketakutan pada penduduk setempat.
Pihak berwenang mulai mengebiri kuda nil jantan dalam upaya mengendalikan populasinya.
Robin Hood
Mungkin berharap mendapatkan dukungan dari masyarakat Kolombia, Escobar menjadi terkenal karena upaya filantropisnya. Ia pun mendapat julukan Robin Hood.
Escobar membangun rumah sakit, stadion, dan perumahan bagi masyarakat miskin. Dia bahkan mensponsori tim sepak bola lokal.
Popularitasnya di mata banyak orang Kolombia ditunjukkan ketika ia terpilih menjadi anggota Kongres negara itu pada tahun 1982. Sayangnya, 2 tahun kemudian ia terpaksa mengundurkan diri setelah kegiatan kriminalnya diungkap. Menteri kehakiman yang memimpin upaya tersebut dibunuh.
Plata o plomo
Cara Escobar menangani masalah adalah “plata o plomo,” yang berarti “perak” (suap) atau “timah” (peluru). Meskipun dia lebih menyukai pilihan pertama, dia tidak ragu dengan pilihan kedua, karena dia terkenal kejam.
Pablo Escobar dilaporkan membunuh sekitar 4.000 orang, termasuk sejumlah petugas polisi dan pejabat pemerintah. Pada tahun 1989 kartel tersebut disalahkan karena meledakkan bom di pesawat yang membawa seorang informan. Sekitar 100 orang meninggal.
La Catedral, penjara mewah yang dirancang khusus untuk raja kokain
Pada tahun 1991, Escobar menawarkan diri untuk menyerahkan diri kepada pihak berwenang. Lagi-lagi dia mengajukan syarat.
Ia meminta agar diizinkan membangun penjaranya sendiri. Yang mengejutkan—atau mungkin tidak—para pejabat Kolombia setuju.
Hasilnya adalah La Catedral yang mewah. Penjara mewah itu memiliki klub malam, sauna, air terjun, dan lapangan sepak bola. Sang raja kokain juga memiliki telepon, komputer, dan mesin faks saat dipenjara.
Setelah Escobar menyiksa dan membunuh dua anggota kartel di La Catedral, para pejabat memutuskan untuk memindahkannya ke penjara lain. Namun, sebelum dia dapat dipindahkan, Escobar melarikan diri pada bulan Juli 1992.
Perburuan besar-besaran untuk menangkap sang gembong narkoba
Setelah pelariannya, pemerintah Kolombia—yang kabarnya dibantu oleh pejabat AS dan kompetitor penyelundup narkoba—meluncurkan perburuan besar-besaran.
Pada tanggal 1 Desember 1993, Escobar merayakan ulang tahunnya yang ke-44, diduga menikmati kue, anggur, dan ganja. Keesokan harinya, tempat persembunyiannya di Medellin ditemukan.
Saat pasukan Kolombia menyerbu gedung tersebut, Escobar dan seorang pengawalnya berhasil mencapai atap. Pengejaran dan baku tembak pun terjadi dan Escobar ditembak mati.
Namun, beberapa orang berspekulasi bahwa Pablo Escobar bunuh diri. Escobar, yang kemungkinan akan diekstradisi ke AS jika tertangkap, pernah mengatakan bahwa ia lebih memilih kuburan di Kolombia daripada penjara di AS.
Source | : | Britannica |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR