Nationalgeographic.co.id – Sebanyak 713 proposal inovasi eco project dari para pelajar SMA atau sederajat dari seluruh Indonesia telah diterima oleh panitia Toyota Eco Youth (TEY) ke-13. Tim TEY mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta.
Untuk menjaring lebih banyak inovasi demi lingkungan yang lebih baik dan bumi tetap lestari, tim TEY ke-13 membuka pendaftaran gelombang kedua. Tim TEY membuka kembali kesempatan pendaftaran ini hingga 31 Juli 2024.
Pendaftaran gelombang kedua ini akan memberikan kesempatan kepada para pelajar SMA atau sederajat lainnya yang mungkin belum sempat menyelesaikan susunan proposalnya pada 30 Juni. Para pelajar yang baru tahu soal ajang kompetisi penyelamatan lingkungan ini ataupun baru mendapatkan ide inovasi belakangan bisa juga ikut di kesempatan yang dibuka kembali ini.
Digelar pertama kali pada 2005 dan hampir rutin tiap tahun, Toyota Eco Youth telah memasuki pergelaran ke-13 pada tahun 2024 ini. Rangkaian kegiatan TEY ini merupakan inisiasi dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota-Astra Motor (TAM).
Kompetisi yang berlangsung hampir tiap tahun ini telah melibatkan partisipasi pelajar SMA atau sederajat hingga 1.700 SMA dari 34 provinsi di Indonesia. Total proposal proyek yang pernah masuk mencapai hampir 4.000 proposal.
Beberapa proposal yang pernah masuk antara lain adalah inovasi pemanfaatan food loss and waste (FLW). Limbah makanan diolah menjadi makanan ternak dan pupuk kompos, sedangkan kotoran ternak akan dimasukkan ke dalam instalasi biogas untuk selanjutnya dikonversi menjadi energi listrik oleh generator yang kemudian akan disalurkan ke tiap unit Eco-charging station yang akan menjadi sumber listrik.
Ada pula eco project proposal yang membuat aplikasi menanggulangi sampah anorganik yang dihasilkan rumah tangga. Pengguna aplikasi yang telah menyetorkan sampah anorganik atau barang bekas lainnya akan mendapat poin yang nantinya dapat ditukarkan dengan uang digital atau bahan pokok.
Semua proposal yang masuk nantinya akan diseleksi untuk dipilih menjadi para finalis. Tahapan selanjutnya adalah workshop dan mentoring yang akan dilaksanakan secara hybrid yaitu gabungan aktivitas online dan offline.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan dan arahan secara langsung kepada pengembangan dan penerapan proposal finalis. Harapannya, berbagai tantangan dan kesulitan yang mungkin dihadapi para finalis saat pembuatan eco project dapat dikomunikasikan serta memperoleh solusi dalam implementasinya.
Nantinya manajemen Toyota Indonesia akan terjun langsung di sejumlah sekolah menengah di beberapa wilayah Indonesia. Tim Toyota juga akan melaksanakan tatap muka secara daring demi membantu para finalis mewujudkan proposalnya.
Dalam edisi ke-13 ini, TEY mengangkat tema “EcoActivism, Saatnya Aksi Jaga Bumi”. Unsur utama dari TEY kali ini adalah gerakan (movement) kaum muda untuk penyelamatan lingkungan dengan target utama untuk lingkungan lebih baik dan berdampak ke sekitar.
Aksi dan gerakan untuk peduli terhadap lingkungan telah diusung oleh banyak anak muda di seluruh dunia dan terbukti banyak berdampak. Di Swedia, ada Greta Thunberg, seorang remaja perempuan yang sejak musim panas 2018 (saat itu usianya masih 15 tahun) hingga saat ini secara konsisten terus melakukan protes dan advokasi perubahan iklim di forum-forum dunia.
Baca Juga: Mengapa Anak Muda Harus Terlibat dalam Gerakan Peduli Iklim?
Perjuangan Thurnberg bermula dari aksinya turun ke jalan hingga kemudian ke forum dunia. Thunberg menyentak dunia dengan pernyataan-pernyataannya yang tajam, singkat, dan langsung menghujam ke inti persoalan: keadilan iklim. Ia marah karena generasinya pada dekade mendatang memperoleh ketidakadilan iklim akibat ulah generasi sekarang.
Aksi Thurnberg telah menginspirasi anak-anak muda di berbagai belahan dunia lainnya untuk menggelar aksi serupa. Makin banyak remaja dan anak muda yang sadar dan peduli akan krisis iklim, makin banyak pula keluarganya yang ikut peduli terhadap lingkungan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menekankan pentingnya peran anak-anak muda dalam memerangi masalah ilmiah yang kompleks dan kesulitan sosial yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
Anak-anak muda perlu terlibat dalam gerakan peduli iklim karena merupakan generasi berikutnya yang menghuni bumi dan mewarisi tanggung jawab untuk melindungi planet ini. Ketimbang generasi tua, generasi anak mudalah yang juga bakal paling terdampak oleh efek perubahan iklim.
Ban Ki-moon, mantan Sekretaris Jenderal PBB, pernah mengatakan bahwa anak-anak muda yang mahir menyebarkan kebiasaan dan teknologi baru memiliki posisi yang baik untuk berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim.
Ban menekankan, “Mereka (anak-anak muda) mudah beradaptasi dan dapat dengan cepat menjadikan gaya hidup dan pilihan karier rendah karbon sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka."
"Oleh karena itu, anak-anak muda harus diberi kesempatan untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan di tingkat lokal, nasional, dan global. Mereka dapat secara aktif mendukung inisiatif yang akan mengarah pada pengesahan undang-undang yang berjangkauan luas," tegas Ban.
Sejak 2005, TEY hadir sebagai kompetisi gerakan penghijauan dan kepeduliaan lingkungan besutan Toyota Indonesia. Keberadaan TEY bertujuan untuk menjembatani kontribusi nyata generasi muda Indonesia bagi masa depan netralitas karbon.
Sejak dini, partisipasi aktif semua pihak terutama siswa di bangku sekolah menengah atas perlu terus diakselerasi guna mendukung Pemerintah mencapai target nol emisi karbon di tahun 2060.
Keterangan lebih lanjut mengenai kompetisi Toyota Eco Youth ke-13 di tahun 2024 ini dapat dibaca di situs web ToyotaEcoYouth.com (link pendaftaran juga tersedia di sana) atau hubungi nomor WhatsApp 0811252413 untuk pertanyaan lebih lanjut.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR