Bahkan, Majelis Centuriate dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan seberapa kaya seseorang dan kemampuan seseorang untuk menyediakan baju besi dan senjatanya. Utamanya penunggang kuda yang otomatis akan bergabung dalam keprajuritan.
Kekayaan seakan menjadi prasyarat mutlak bagi seseorang, utamanya pria di Romawi kuno untuk mendapatkan peran penting bagi negaranya. Status ekonomi inilah yang kemudian mengangkat seorang pria pada status politiknya secara vertikal.
Perlu diketahui, jika masyarakat Romawi kuno tidak memiliki kelas menengah. Ini berarti ada perbedaan besar antara dua kelas atas: Senator dan penunggang kuda, yang menciptakan jurang pemisah dalam perbedaan kelas.
Masuk ke kelas tertinggi, atau senator, hampir mustahil dan bahkan sulit bagi mereka yang berasal dari kelas penunggang kuda. Dari sini kita dapat melihat bahwa sejumlah kecil orang di kelas senator dapat menjalankan hak istimewa mereka selama berabad-abad meskipun jumlahnya relatif sedikit.
Pada abad ketiga Masehi, hukum telah menetapkan dua kelompok kedudukan dalam masyarakat. Kelompok pertama adalah "honestiores", orang-orang terhormat. Kelompok ini termasuk para senator dan penunggang kuda serta prajurit.
Kedua, "humiliores" atau orang-orang kelas bawah dalam masyarakat Romawi. Secara tegas, para pembuat hukum Romawi memastikan bahwa jika kelas bawah ini melanggar aturan kelas, hukuman hukum akan diberlakukan.
Ada satu lagi ciri yang sangat penting dari cara kelas sosial Romawi kuno mengidentifikasi jurang pemisah kelas sosialnya. Mereka harus menunjukkan status dan pangkat mereka di depan umum sehingga kelas sosial lain akan mengenali mereka.
Salah satu cara mereka dapat menunjukkannya adalah dengan mengenakan pakaian khas mereka untuk membuat mereka menonjol.
Kelas Bawah, atau rakyat biasa, akan mengenakan toga sebagai warga negara merdeka. Mereka juga memiliki hak untuk membuat kontrak, yang memberi mereka hak untuk menikah, tetapi hanya dengan warga kelas bawah lainnya.
Selain pakaian, para keluarga aristokrat juga dapat menunjukkan kelas sosial mereka saat meninggal. Hal ini dilakukan dengan memajang potret lilin berbentuk topeng di depan umum. Topeng-topeng ini akan dipajang di dalam rumah mereka atau dapat dibawa ke acara-acara umum.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR