Namun, kiasan Shelley terhadap mitos Prometheus tidak berakhir di sana. Ia juga mencerminkan hukuman yang dijatuhkan pada Prometheus dalam nasib Victor.
Dalam mitologi Yunani, Zeus menghukum Prometheus dengan siksaan abadi, merantainya ke sebuah batu tempat seekor elang melahap hatinya setiap hari hanya untuk beregenerasi dalam semalam.
Begitu pula dengan Victor. Ia terperangkap dalam siklus kesedihan dan rasa bersalah, yang tanpa henti dikejar oleh makhluk yang ia hidupkan.
Persamaan antara mitologi Yunani dan tragedi modern ini menjadikan Frankenstein salah satu karya sastra Gotik terhebat.
3. The Picture of Dorian Gray, karya Oscar Wilde
The Picture of Dorian Gray, karya penulis Irlandia Oscar Wilde, menceritakan kisah seorang pemuda sombong dan hedonistik yang terobsesi dengan kecantikan dan menjual jiwanya demi awet muda.
Temannya, seniman Basil Hallward, melukis potret Dorian yang secara misterius tumbuh lebih tua dan lebih rusak. Sementara Dorian sendiri tetap tak tersentuh oleh waktu.
Gagasan tentang kesombongan ini mungkin tampak familiar. Dalam menulis novelnya, Wilde mengambil inspirasi dari mitologi Yunani kuno tentang Narcissus.
Dalam mitos ini, Narcissus, seorang pemburu yang dikagumi karena kecantikannya, menolak semua orang yang mencari cintanya.
Akhirnya, ia terpikat oleh pantulan dirinya sendiri yang berkilau di kolam air, tanpa menyadari bahwa itu hanyalah bayangan dirinya sendiri.
Ia terpesona oleh kecantikannya sendiri, Narcissus menghabiskan waktu dengan menatap air dan akhirnya tenggelam.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR