Untuk menjawab pertanyaan ini, para ilmuwan melibatkan 105 remaja laki-laki berusia 15 tahun dalam penelitian mereka. Para remaja ini diminta untuk menilai tingkat kantuk mereka menggunakan skala khusus.
Skala ini memiliki 7 poin, di mana poin pertama menunjukkan tingkat kewaspadaan yang sangat tinggi, seolah-olah mereka sedang sangat fokus dan berenergi.
Sebaliknya, poin ketujuh menunjukkan tingkat kantuk yang sangat dalam, di mana mereka bahkan bisa tertidur saat mendengar suara nada yang diputar melalui headphone.
Raine mengatakan, "Ini mewakili fungsi perhatian otak."
Selanjutnya, para ilmuwan mengumpulkan informasi tentang perilaku anti-sosial dari dua sumber utama. Pertama, mereka meminta para remaja untuk melaporkan sendiri perilaku-perilaku menyimpang yang pernah mereka lakukan.
Namun, mengingat kecenderungan remaja untuk menyembunyikan atau meremehkan tindakan yang tidak mereka banggakan, para ilmuwan juga mencari data dari sumber kedua, yaitu guru-guru mereka.
Para guru yang terlibat dalam penelitian ini dipilih secara khusus. Mereka adalah guru yang telah mengajar para remaja tersebut selama minimal empat tahun.
Dengan demikian, para guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang perilaku para siswa mereka. Laporan dari para guru ini sangat berharga, terutama untuk mengkonfirmasi atau melengkapi informasi yang diberikan oleh para remaja.
Hal yang menarik adalah, dalam penelitian ini, laporan dari para remaja dan guru menunjukkan tingkat kesesuaian yang cukup tinggi. Artinya, baik para remaja maupun guru mereka cenderung memberikan laporan yang serupa mengenai perilaku anti-sosial yang dilakukan oleh para remaja.
Ini merupakan temuan yang cukup unik, karena seringkali terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi diri remaja dengan persepsi orang lain tentang mereka.
Setelah mengumpulkan data tentang perilaku anti-sosial pada masa remaja, para ilmuwan kemudian melacak perkembangan para peserta hingga mereka berusia 29 tahun.
Baca Juga: Dunia Hewan: Orca Menenggelamkan Kapal untuk Bersenang-senang bagai Remaja Iseng
KOMENTAR