Mereka mencari catatan kriminal para peserta di Kantor Catatan Kriminal Pusat di London. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku anti-sosial pada masa remaja dengan kemungkinan terlibat dalam tindakan kriminal di masa dewasa.
Hasilnya menunjukkan bahwa 17% dari peserta penelitian memiliki catatan kriminal pada usia 29 tahun. Temuan ini semakin memperkuat hipotesis awal para ilmuwan, yaitu bahwa kurang tidur pada masa remaja dapat menjadi faktor risiko terjadinya perilaku kriminal di masa dewasa.
Dengan kata lain, data-data tersebut berhasil mengungkap hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi, kurang tidur pada masa remaja, dan kecenderungan terlibat dalam tindak kriminal di kemudian hari.
Data-data tersebut juga menunjukkan bahwa remaja yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang kurang mampu dan mengalami kesulitan sosial sejak dini cenderung lebih sering merasa kantuk di siang hari.
Para peneliti mengilustrasikan hubungan ini dengan sebuah analogi: sebuah rantai yang menghubungkan satu peristiwa ke peristiwa lainnya.
Mereka berhipotesis bahwa kurang tidur pada remaja yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi rendah disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lingkungan yang tidak kondusif untuk tidur nyenyak, stres akibat kondisi sosial ekonomi yang sulit, atau bahkan masalah kesehatan mental yang belum terdiagnosis.
Kurang tidur kemudian berdampak pada fungsi otak, menyebabkan kesulitan konsentrasi, penurunan kemampuan kognitif, dan gangguan perilaku. Kondisi ini dapat memperburuk masalah sosial yang sudah ada sebelumnya, sehingga membentuk lingkaran setan yang sulit diputus.
Dalam jangka panjang, remaja yang mengalami masalah ini berisiko lebih tinggi untuk terlibat dalam tindakan kriminal.
Temuan ini menunjukkan bahwa tidur yang cukup merupakan faktor penting dalam mencegah terjadinya perilaku kriminal.
Dengan memberikan perhatian yang lebih pada kualitas tidur remaja, terutama mereka yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang kurang mampu, kita dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih baik.
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa masalah kejahatan memiliki akar yang kompleks, penelitian ini menunjukkan bahwa solusi yang sederhana seperti memastikan remaja mendapatkan tidur yang cukup dapat memberikan dampak yang signifikan.
Dengan mendorong remaja untuk tidur lebih awal dan menciptakan lingkungan tidur yang kondusif, kita dapat mengurangi risiko terjadinya masalah perilaku di kemudian hari.
"Tidur lebih banyak tidak akan menyelesaikan kejahatan, tetapi mungkin bisa sedikit mengurangi," pungkas Raine.
KOMENTAR