Kisah mereka dimulai dengan Ratu Leda, ibu mereka, yang keindahannya memikat perhatian bahkan para dewa. Leda, seorang putri yang menjadi ratu Sparta setelah menikah dengan Raja Tyndareus, digambarkan sebagai wanita dengan rambut hitam yang indah dan kulit seputih salju.
Dalam sebuah peristiwa yang luar biasa, Zeus, penguasa para dewa, jatuh cinta kepada Leda. Ia memilih cara yang tak biasa untuk mendekatinya, yakni menyamar sebagai seekor angsa putih.
Suatu pagi, ketika Leda berjalan di tepi Sungai Eurotas, ia melihat angsa ini dikejar oleh elang. Tergugah oleh rasa belas kasihan, Leda menolong angsa itu, yang kemudian menampakkan daya tarik magisnya. Namun, angsa itu ternyata adalah Zeus sendiri, yang menggunakan kesempatan ini untuk mendekati sang ratu.
Interaksi antara Zeus dan Leda menghasilkan kisah kelahiran yang unik. Dalam satu malam yang sama, Leda juga tidur bersama suaminya, Raja Tyndareus. Hal ini menghasilkan kehamilan yang melahirkan empat anak luar biasa: Castor, Pollux, Helen, dan Clytemnestra.
Karena pertemuan Leda dengan Zeus berbentuk angsa, legenda mengatakan bahwa anak-anak ini lahir dari sebuah telur. Namun, tidak semua anak berbagi darah ilahi Zeus.
Castor dan Clytemnestra dianggap sebagai anak-anak Raja Tyndareus, sedangkan Pollux dan Helen adalah keturunan Zeus, menjadikan mereka setengah dewa.
Hubungan antara Castor dan Pollux tidak hanya bersifat biologis tetapi juga simbolis. Meskipun mereka disebut saudara kembar, dalam beberapa versi mitos, mereka sebenarnya saudara tiri dengan sifat berbeda: Castor adalah manusia fana, sedangkan Pollux abadi karena warisan Zeus. Meskipun perbedaan ini menciptakan ketegangan filosofis dalam cerita mereka, ikatan mereka tetap tak terpisahkan.
Dalam bahasa Yunani kuno, mereka dikenal dengan nama asli Kastor dan Polydeukes, yang kemudian diserap ke dalam bahasa Latin menjadi Castor dan Pollux. Sebagai pasangan yang selalu bersama, mereka juga dikenal sebagai Dioskouroi, atau "pemuda Zeus," yang menekankan hubungan mereka dengan dewa guntur itu.
Namun, karena paternitas mereka masih diperdebatkan, mereka kadang disebut Tyndaridae, yang merujuk pada Raja Tyndareus sebagai ayah mereka.
"Kisah Castor dan Pollux adalah cerminan kompleksitas mitologi Yunani, yang penuh dengan keajaiban, kontradiksi, dan hubungan mendalam antara manusia dan dewa."
"Mereka tetap menjadi simbol ikatan yang tak terpisahkan, bahkan ketika asal-usul mereka terus diperdebatkan oleh para penggemar mitos hingga hari ini," papar Van de Kerkhof.
Baca Juga: 7 Kapal Kuno yang Penemuannya Menggemparkan Sejarah Umat Manusia
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR