Beberapa tawanan paling terkenal yang diarak selama kemenangan Romawi termasuk anak-anak Mark Antony dan Cleopatra. Mereka adalah Cleopatra Selene II, Alexander Helios, dan Ptolemy Philadelphus.
Selain itu, ada juga Caractacus, seorang kepala suku Inggris yang berperang melawan Romawi. Serta Vercingetorix, pemimpin Galia yang dikalahkan oleh Julius Caesar.
Bagaimana “kebun binatang manusia” berkembang?
Selama Zaman Penjelajahan, penjelajah Spanyol dan Portugis sering kali membawa pulang tanaman, hewan, dan bahkan orang asing. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pelayaran mereka berhasil.
Namun, pameran hasil-hasil penjelajahan dan pelayaran hanya dapat diakses oleh kalangan elite. Pasalnya, tanaman hingga orang asing itu hanya dipamerkan di istana kerajaan.
Selama abad ke-17 dan ke-18, memiliki pelayan yang bukan keturunan Eropa merupakan tanda kekayaan bangsawan Eropa. Sekali lagi, hanya kalangan elite yang berhubungan dengan orang asing yang 'eksotis' ini.
Hal-hal berubah pada awal abad ke-19. Antara tahun 1810 dan 1815, seorang wanita Afrika Selatan bernama Saartjie Baartman (Venus Hottentot) dipamerkan di London dan Paris. Ia menjadi bagian dari 'pertunjukan aneh'.
Pameran tersebut adalah contoh modern pertama di mana seorang individu asing dipamerkan untuk hiburan masyarakat Eropa. Pameran ini menjadi cikal bakal kebun binatang manusia, yang disebut 'pameran etnologis'.
Selama paruh pertama abad ke-19, orang-orang asing seperti Baartman dipamerkan di berbagai pameran dan karnaval. Semua pameran dan karnaval tersebut juga menampilkan berbagai ‘pertunjukan aneh’ lainnya.
Selama periode ini, penekanan diberikan pada perbedaan antara orang asing dan masyarakat Eropa. Perbedaan antara ‘normal’ dan ‘abnormal’ digantikan oleh perbedaan antara ‘beradab’ dan ‘biadab’ selama paruh kedua abad tersebut.
Semua ini merupakan imbas dari Imperialisme Baru. Neo-imperialisme, adalah gelombang penjajahan dan imperialisme yang terjadi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Kisah Mencekam Paus Sperma yang Menginspirasi Moby Dick
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR