Menurut Yudo Rahmadiyansyah, Peneliti dan Koordinator Database & Informasi di Cakra Wikara Indonesia, menyebut dalam artikelnya Perempuan di Masa Kolonial Membayangkan Indonesia, bahwa Perempuan pribumi pada saat itu sering kali diasosiasikan sebagai gundik (nyai) bagi orang Eropa atau Timur Asing.
Namun, gubahan 'Marie' Sloot liyan. Ia memunculkan gagasan menarik tentang perempuan Hindia dalam beberapa novelnya. Ambil satu contoh: Fernand (1878). Novel ini mengisahkan Empat pahlawan wanita Hindia.
Permunculannya dalam novel itu digambarkan jika masing-masing dari tokoh wanita itu cerdas dan mandiri, dengan caranya sendiri.
Salah satu pahlawannya adalah Theodore van Vaerne. Wanita Indo yang memutuskan pertunangan karena laki-laki itu membuatnya bosan. Dia bepergian melintasi Jawa dengan berpakaian seperti laki-laki. Menariknya, fenomena ini belum pernah terjadi di Hindia!
Salah satu cuplikannya berkisah: "Menurut pendapat bapak-bapak, dia (Theodore van Vaerne) cantik, tapi para perempuan menganggap penampilannya terlalu berani untuk menjadi cantik. Dia memiliki sepasang mata dan ekspresi wajah yang dengan jelas menunjukkan bahwa dia tidak takut pada hal-hal sepele."
Lebih ekstrem lagi: Theodore van Vaerne digambarkan dalam novel itu sangat gagah berani demi menuruti kemauannya. Ia berjalan ke kampung di mana wabah kolera yang mematikan tengah merajalela!
Perempuan Hindia yang digambarkan lemah, terdiskriminasi dan terbelenggu dalam dunia kolonial yang memarjinalkannya, tunduk pada segala yang berkuasa, tampil beda dalam novel itu.
Betapa pun, dengan penggambaran ini, semua orang semakin penasaran dan mengetahui bahwa Theodore dalam Fernand (1878) bukanlah gadis Hindia biasa. Mematahkan segala stigma miring dari realitas sosial yang ada.
Selain itu, salah satu karya monumentalnya adalah roman berjudul Van Slaaf Tot Vorst, yang terbit pada tahun 1887. Karya ini kemudian diterjemahkan oleh FH Wiggers dan diterbitkan tahun 1898 dengan judul Dari Boedak Sampe Djadi Radja.
Sebuah roman yang ditulis dengan gaya romantis-historis yang menarik pembaca ke dalam berbagai peristiwa dan karakter.
Melati van Java dengan sempurna menangkap suasana Jawa kuno dari pengalamannya mendengarkan cerita rakyat Jawa dan merangkainya melalui cerita dengan cara yang menarik.
Van Slaaf Tot Vorst tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga wawasan tentang konteks budaya dan sejarah Pulau Jawa. Buku inilah yang mengisahkan histori tentang Untung Surapati yang cukup penting dalam sejarah nasional kita.
Source | : | Historiek |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR