Fosil berusia sekitar 700.000 tahun ini berasal dari spesies hominin purba yang diperkirakan menjadi nenek moyang langsung dari Homo floresiensis, manusia kerdil yang lebih terkenal.
Temuan ini memberikan petunjuk kuat bahwa ukuran tubuh manusia purba di Flores mengalami perubahan yang menarik sepanjang sejarah evolusi mereka.
Nenek moyang Homo floresiensis, yang hidup ratusan ribu tahun lalu, ternyata memiliki tubuh yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan keturunannya yang hidup sekitar 60.000 tahun lalu.
Penemuan ini menantang pemahaman kita sebelumnya tentang proses evolusi manusia dan menunjukkan bahwa adaptasi terhadap lingkungan yang unik dapat menghasilkan bentuk tubuh yang sangat berbeda.
Selain perbedaan ukuran tubuh, manusia purba di Flores juga memiliki ciri-ciri anatomi yang unik. Rasio panjang kaki terhadap panjang paha mereka jauh lebih tinggi dibandingkan dengan manusia modern.
Kaki mereka yang panjang relatif terhadap tubuh memberikan mereka kemampuan beradaptasi dengan lingkungan hutan yang padat di Flores. Secara detail, disebutkan bahwa panjang kaki mereka 70% dari panjang tulang paha mereka (sementara pada manusia modern "hanya" 55%).
Namun, analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki mekanisme lengkung pegas pada kaki yang penting untuk berlari jarak jauh seperti manusia modern.
Selain itu, jari kaki besar mereka yang pendek mengindikasikan gaya berjalan yang berbeda dan kurang efisien dibandingkan dengan manusia modern.
Penemuan fosil manusia purba di Flores ini telah memicu diskusi menarik tentang hubungan antara ilmu pengetahuan dan mitologi. Legenda Kakamora, makhluk kecil dan misterius dalam cerita rakyat masyarakat setempat, telah lama menjadi subjek spekulasi.
Beberapa ahli antropologi berpendapat bahwa legenda ini mungkin terinspirasi oleh keberadaan manusia purba di Flores.
Mereka berhipotesis bahwa cerita tentang Kakamora merupakan hasil dari distorsi lambat dari ingatan kolektif masyarakat selama ribuan tahun, diwariskan secara turun-temurun melalui tradisi lisan.
"Sebuah alat pelestarian memori yang masih memiliki tempat penting dalam budaya Kepulauan Pasifik," pungkas Oddo.
75 Perempuan Berlatih Seni Bertahan Hidup pada Gelaran Women Jungle Survival Course EIGER 2024
KOMENTAR