Bagaimana Sabu Mengganggu Pola Tidur?
Efek jangka pendek dari penyalahgunaan sabu memberi orang ledakan energi, kepercayaan diri, dan kewaspadaan. Hal ini terjadi karena pengaruh sabu seperti menyuntikkan dopamin yang berlebihan ke otak.
Sabu juga memengaruhi otak dengan menghentikan daur ulang dopamin. Sensasi perasaan senang di otak dan sistem saraf pusat dapat membuat seseorang terus mencari obat tersebut.
Menghirup, menyuntikkan, atau menghisap sabu secara berulang-ulang membuat otak hanya merasakan kenikmatan dari sabu. Kecanduan dan kesulitan tidur merupakan efek samping yang umum.
Meningkatnya Kewaspadaan
Sabu membuat seseorang sangat waspada terhadap lingkungan sekitar dan peka terhadap cahaya serta indera lainnya. Tidur menjadi sangat sulit dengan kepekaan yang meningkat ini.
Hal ini juga menciptakan peningkatan fokus pada gerakan tubuh, seperti berkedut dan menggaruk. Beberapa orang yang sedang mabuk sabu akan melakukan proyek pembersihan yang berlangsung selama berjam-jam.
Euforia
Salah satu alasan utama orang mengonsumsi sabu adalah karena euforia instan yang diberikannya. Hal ini muncul sebagai luapan perasaan senang dan rasa percaya diri.
Luapan ini diciptakan oleh dopamin dan serotonin yang mengisi tubuh. Beberapa orang menjadi kecanduan perasaan ini dan mungkin terus mencari obat tersebut, bergadang selama berminggu-minggu untuk "mengonsumsi sabu."
Kegelisahan
Sabu bertindak sebagai dorongan energi ke otak, merangsang kondisi pikiran yang terjaga. Ketika seseorang terus-menerus merasa berenergi, rileks, atau tidur menjadi sulit.
Source | : | WebMD,Spring Hill Recovery Center |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR