Nationalgeographic.co.id—Garis-garis, bintik-bintik, dan garis-garis paralel terukir di dinding sebuah gua di Prancis Tengah lebih dari 57.000 tahun yang lalu. Ukiran tersebut diidentifikasi oleh para peneliti sebagai catatan paling awal dari seni Neanderthal. Namun, maknanya kemungkinan akan tetap menjadi misteri yang menarik dalam sejarah manusia.
Penulis sebuah studi yang diterbitkan di PLOS One menganalisis, memetakan, dan membuat model 3D tanda-tanda yang menarik ini. Peneliti kemudian membandingkannya dengan tanda-tanda dinding lain dari semua jenis. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tanda-tanda tersebut merupakan produk tangan manusia yang terorganisasi dan sengaja dibuat. Studi tersebut diterbitkan dengan tajuk The Earliest Unambiguous Neanderthal Engravings on Cave Walls: La Roche-Cotard, Loire Valley, France.
Tim tersebut juga menentukan tanggal lapisan sedimen dalam yang telah mengubur bukaan gua. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa gua disegel dengan ukiran di dalamnya setidaknya 57.000 dan paling lama 75.000 tahun yang lalu. “Jauh sebelum Homo sapiens tiba di bagian Eropa ini,” tulis Brian Handwerk di laman Smithsonian Magazine.
Penemuan tersebut mengidentifikasi Neanderthal sebagai pencipta seni gua. Juga menambah bukti bahwa kerabat terdekat kita lebih kompleks daripada yang mungkin ditunjukkan oleh stereotip manusia gua yang samar-samar.
“Selama ini, orang-orang mengira bahwa Neanderthal tidak mampu berpikir selain untuk memastikan kelangsungan hidup mereka,” kata arkeolog dan salah satu penulis studi Jean-Claude Marquet dari Universitas Tours, Prancis. “Saya pikir penemuan ini seharusnya membuat para ahli prasejarah yang meragukan keterampilan Neanderthal untuk mempertimbangkan kembali.”
Gua kuno La Roche-Cotard
La Roche-Cotard adalah gua kuno yang terletak di lereng bukit berhutan di atas Sungai Loire. Gua ini terdiri dari empat ruang yang saling terhubung dan pertama kali ditemukan pada tahun 1846. Saat itu pertambangan dioperasikan di daerah tersebut selama pembangunan jalur kereta api.
Ketika pertama kali digali pada tahun 1912, ditemukan serangkaian peralatan batu prasejarah. Ada tulang bison, kuda, dan rusa yang terpotong dan hangus di dalam gua tersebut. Penemuan mengungkapkan bahwa para pemburu Paleolitik sering mengunjungi situs tersebut ribuan tahun sebelumnya.
Penggalian dimulai pada awal abad ke-20. Namun penyelidikan menyeluruh terhadap ruang-ruang yang mencapai lebih dari 300 meter ke tepi sungai baru dimulai pada tahun 1970-an. Kemudian pada tahun 2016, penulis studi baru ini dengan tekun memetakan berbagai panel yang berbeda. Tim peneliti membuat model 3D untuk perbandingan dengan contoh ukiran Paleolitik lainnya yang diketahui.
Tim juga mengidentifikasi banyak tanda dinding gua lainnya yang dibuat oleh cakar hewan. Seperti beruang gua.
Marquet mengatakan proses ini membantu menunjukkan bahwa panel ukiran dibuat secara terstruktur dan disengaja. “Panel-panel ini tidak diproduksi dengan tergesa-gesa, tanpa pemikiran,” katanya.
Baca Juga: Tanpa Neanderthal, Bisa Jadi Manusia Tidak akan Pernah Bertahan Hidup
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa desain ukiran dibuat oleh tangan manusia. Tangan tersebut mengerjakan dinding kapur lunak, material yang dikenal sebagai tuffeau. Tuffeau terbuat dari butiran kuarsa halus dan pecahan cangkang moluska purba. Batu tersebut dapat ditembus air dan ditutupi dengan lapisan lempung berpasir yang rapuh.
Rekan penulis Eric Robert, arkeolog di Museum Nasional Sejarah Alam di Paris, mengatakan grafik tersebut mustahil ditafsirkan. Pasalnya dibuat oleh orang-orang yang telah punah untuk dilihat oleh orang-orang sezaman mereka.
“Gambar-gambar ini bukan untuk kita. Dan kita tidak memiliki kunci untuk memahami maknanya serta fungsinya yang mungkin beragam dan banyak,” katanya.
Para ilmuwan mengetahui bahwa kumpulan peralatan batu yang dibuang di gua tersebut merupakan teknologi Mousterian. Mousterian adalah peralatan serpih canggih yang biasanya dikaitkan dengan Neanderthal. Hal ini menunjukkan bahwa gua tersebut digunakan secara eksklusif oleh Neanderthal, yang kemudian menciptakan ukiran di dinding.
Akan tetapi, para penulis mencatat bahwa mereka tidak dapat menetapkan hubungan langsung antara peralatan yang dibuang tersebut dan ukiran tersebut.
Peneliti menganalisis sedimen yang menutupi pintu gua
Namun, bukti geologis kuat lainnya berasal dari analisis sedimen di dekatnya. Selama Paleolitik, Sungai Loire membanjiri gua beberapa kali dan membantu mengukir bagian-bagiannya. Akhirnya banjir tersebut mengendapkan sedimen tebal yang menutup gua sepenuhnya. Penutupan gua juga dibantu oleh erosi dari angin dan lereng bukit di atasnya setelah sungai berubah arah. Bukti jelas tetap ada yang menunjukkan bagaimana lapisan sedimen diendapkan selama bertahun-tahun. Lapisan sedimen itu menutupi lereng dan pintu masuk gua hingga kedalaman lebih dari 90 cm.
Penutup ini tetap ada di tempatnya hingga tahun 1846. Saat itu, material diekstraksi untuk tanggul rel kereta api, yang memperlihatkan pintu masuk gua.
Sedimen di atas dan di sekitar pintu masuk gua, bagian dari lapisan yang menutupinya sebelum penggalian abad ke-19, diberi tanggal. Penanggalannya berdasarkan penanggalan luminesensi terstimulasi optik. Penanggalan ini dapat menentukan sudah berapa lama sejak butiran sedimen seperti kuarsa terkena cahaya matahari.
Sebanyak 50 sampel sedimen yang dikumpulkan menunjukkan gua itu kemungkinan besar ditutup setidaknya 57.000 tahun yang lalu. “Jauh sebelum manusia tinggal di bagian Prancis ini,” tambah Handwerk.
Sebelumnya, ukiran gua tertua yang dikaitkan dengan Neanderthal adalah pola arsir silang abstrak yang ditemukan di Gua Gorham, Gibraltar. Lukisan itu berasal dari sekitar 39.000 tahun yang lalu.
Robert mencatat bahwa beberapa bukti menunjukkan bahwa dinding gua tersebut dihiasi oleh Neanderthal. Mulai dari bukti keberadaan peralatan Neanderthal, bukti geologis, dan analisis ukiran itu sendiri.
“Asal-usul antropogenik dari tanda-tanda non-figuratif berstruktur spasial yang ditemukan di dalam gua tersebut telah dikonfirmasi,” tulis penulis utama Jean-Claude Marquet dalam studi tersebut. “Kami menyimpulkan bahwa ukiran La Roche-Cotard adalah contoh desain abstrak Neanderthal yang tidak ambigu.”
Neanderthal menciptakan lukisan gua tertua di dunia
Neanderthal, atau Homo neanderthalensis, mungkin juga bertanggung jawab atas lukisan gua tertua di dunia. Manusia purba meninggalkan desain berpigmen merah dengan menggambar di sekitar tangan atau menempelkan ujung jari yang bernoda ke dinding.
Pemahaman sains tentang Neanderthal telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menepis anggapan lama bahwa Neanderthal itu primitif. Bukti lainnya termasuk penelitian tentang struktur sosial Neanderthal dan peralatan yang mereka gunakan. Namun, bukti sebelumnya tentang ukiran mereka agak terbatas. Dan sebagian besar terbatas pada tanda pada tulang yang berasal dari antara 40.000 dan 50.000 tahun yang lalu.
Hal ini tidak berarti bahwa kreasi Neanderthal harus dianggap sebagai produk dari pikiran atau proses berpikir yang lebih sederhana. Robert percaya bahwa perbandingan antara tradisi Neanderthal dan Sapiens tidak diperlukan. Bagi setiap spesies, menurutnya, kemunculan ukiran dan lukisan prasejarah tidak terlalu berkaitan dengan kapan mereka mampu membuatnya. Namun lebih berkaitan dengan kapan dinamika sosial menciptakan kebutuhan akan ukiran dan lukisan tersebut pada waktu tertentu.
“Meski kebutuhan tersebut masih menjadi misteri bagi kita saat ini,” tambah Robert.
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR