Jadi kemungkinan besar mereka menyerap keringat untuk mengisi kembali konsentrasi garam dalam tubuh mereka. Lalat lebih cenderung memakan makanan manusia saat mereka mencari makanan yang lebih mengenyangkan.
Sistem untuk mendeteksi sumber makanan potensial bervariasi di antara 110.000 spesies lalat, dan bahkan di antara jenis kelamin lalat. Banyak yang mengandalkan rambut-rambut kecil pada antena atau tubuhnya yang memiliki reseptor sensorik untuk bau-bauan tertentu.
Sel-sel sensorik ini dapat mendeteksi makanan dari jarak bermil-mil jauhnya dan mengirimkan sinyal yang berbeda ke otak lalat, tergantung pada zat kimia yang ditemukan sel-sel tersebut di udara.
Jika seekor lalat mengendus sesuatu yang disukainya, ia akan berdengung lebih dekat dan hinggap di sana. Lalat memiliki reseptor rasa di kakinya, sehingga mereka dapat dengan cepat mengetahui apakah sesuatu itu dapat dimakan.
Lalat juga memiliki mata besar dan bulat yang terdiri dari ribuan lensa individual yang sangat sensitif terhadap gerakan dan dibentuk sedemikian rupa sehingga memungkinkan bidang pandang hampir 360 derajat. Banyak lalat menggunakan isyarat visual untuk menemukan makanan dan melarikan diri dari bahaya.
Ramsey mengatakan bahwa lalat rumah bisa sangat mengganggu karena mereka adalah makhluk yang secara alami ingin tahu.
Pertukaran antara rasa ingin tahu dan kemampuan mereka untuk selalu mendeteksi gerakan dan menghubungkan gerakan itu dengan potensi bahaya inilah yang memungkinkan mereka untuk terus-menerus hinggap di tubuh manusia dan permukaan lainnya.
Namun, rasa ingin tahu alami ini juga menjadikan mereka vektor yang sempurna untuk menyebarkan penyakit, termasuk kolera, tuberkulosis, dan demam tifoid.
Larson menambahkan bahwa lalat-lalat ini hinggap di kotoran. Kaki mereka jadi kotor. Lalu mereka datang dan hinggap di makanan manusia. Mereka menyentuh semua itu dan menyebarkan kuman.
M
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR