Nationalgeographic.co.id—"Gedung Multimedia Nusantara School didesain secara ramah lingkungan, salah satunya adalah hemat energi, agar suasana belajar bisa nyaman sehingga dapat mendukung perkembangan siswa."
Demikian salah satu aspek yang dipaparkan oleh Teddy Surianto selaku Ketua Yayasan Multimedia Nusantara dalam acara topping off gedung Multimedia Nusantara School (MNS) yang terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten.
Dalam acara yang dilaksanakan pada Kamis (27/2/2025), Teddy mencontohkan bagaimana salah satu lantai (dari total 5 lantai) gedung tersebut didesain dengan dua "kulit" agar angin bisa masuk. Tentu saja tujuannya adalah untuk membuat ruangan tetap sejuk meski tidak menggunakan pendingin ruangan.
Beberapa langkah untuk mendukung upaya ramah lingkungan lainnya juga sudah disiapkan, seperti pengaturan pencahayaan, ruang terbuka hijau, serta sirkulasi air yang terjaga.
Terlebih "kakak" dari MNS sendiri, yaitu Universitas Multimedia Nusantara (UMN), sudah banyak menerapkannya. Bahkan, pada 2020, UMN berhasil menjadi kampus swasta terhijau di Jakarta dalam penyelenggaraan UI Greenmetric 2020.
Menurut Teddy, konsep ramah lingkungan yang ada di Multimedia Nusantara School sendiri merupakan wujud dari program sustainability (keberlanjutan) yang sudah digagas dan diterapkan oleh gedung-gedung milik Kompas Gramedia.
Keberlanjutan dalam kurikulum
Konsep keberlanjutan juga turut hadir dalam kurikulum MNS. Bersama dengan dua kurikulum lain, yaitu, Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Pearson, ada pula Kurikulum Sustainability Life Skill Development.
Kurikulum ketiga ini dihadirkan agar anak memperoleh keterampilan dan pengetahuan praktis untuk membuat pilihan yang sadar dan mengambil tindakan yang meminimalkan dampak lingkungan mereka, mempromosikan kesetaraan sosial, dan berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan.
"Itu sejalan dengan pesan pak Lilik Oetama bahwa anak tidak hanya pintar tapi bisa secara utuh bisa memiliki softskill juga akademik," papar Kepala Sekolah MNS Theresia Listyawati dalam kesempatan yang sama.
CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama memang sempat memaparkan tentang pentingnya pengembangan softskill pada anak yang dia ibaratkan sebagai software. "Apalagi ini preschool dan elementary school karena keduanya adalah fondasi dari seorang anak," tutur Lilik, dalam sambutannya.
Lilik berharap melalui MNS, anak-anak tidak hanya pintar tapi juga memiliki budi pekerti yang luhur.
Hal ini, bagi Lilik, sejalan dengan cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang sering dipaparkan oleh para pendiri Kompas Gramedia, yaitu P.K. Ojong dan Jakob Oetama. Terlebih keduanya sempat berprofesi sebagai guru sebelum akhirnya memilih karier menjadi jurnalis media massa.
"Saya bersyukur karena pendidikan adalah passion-nya pada pendiri kita. Dan selama ini apa yang kita jalani tercapai yang sudah terlihat dari sisi universitas," ungkap Lilik.
Multimedia Nusantara School
Hingga saat ini, MNS baru akan menyediakan program belajar untuk tingkat pre-school hingga elementary school. Sementara untuk jenjang lebih lanjut hingga saat ini sudah masuk ke dalam rencana besar.
MNS akan mulai menggelar proses belajar pada tahun ajaran 2025/2026, tepatnya dimulai pada bulan Juli 2025. Saat ini kloter pertama, yang mencapai 200 siswa, sudah ditutup. Sementara untuk kloter berikutnya masih dalam proses pembahasan.
Acara topping off sendiri merupakan komitmen dari MNS kepada para orang tua siswa yang sudah mendaftarkan anak-anak mereka pada kloter pertama. Bahkan, proses ini berjalan lebih cepat satu bulan, sebagai bukti bahwa MNS dipastikan akan siap sebelum tahun ajaran baru dimulai pada pertengahan tahun ini.
KOMENTAR